|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Seorang prajurit berhati hamba tidak akan menyerah dalam situasi sesulit apapun.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Prajurit Pantang Menyerah |
|
Prajurit Pantang Menyerah |
|
Kamis, 27 Agustus 2015 | Tema: Bermental Prajurit Berhati Hamba |
|
|
|
|
|
Prajurit Pantang Menyerah |
|
Filemon 1:8-22 |
|
|
|
|
|
|
Karakter prajurit adalah tangguh, tahan banting, tahan menderita, dan apapun akan dihadapi sekalipun harus menyerahkan jiwa raga. Prajurit adalah seorang ksatria yang gagah perkasa, penuh dedikasi dan berintegritas tinggi. Dalam kondisi terjepit dan sesulit apapun, tidak akan pernah menyerah. Bukan hanya “nekad” berani mati semata, tetapi dalam kondisi terjepit pun tetap mampu berjuang, berbuat sesuatu untuk kebaikan bagi orang lain.
Rasul Paulus, misalnya. Sebagai seorang prajurit Kristus, dia menjalankan tugas pekabaran Injil dan karena tugas yang diembannya itu dia harus ditangkap dan ditahan di Roma. Tentu saja sebagai tahanan, Paulus mendapatkan perlakuan kasar, keras dan setidaknya kalau memang dia memiliki kewarganegaraan Romawi, maka tetap saja di tahanan tempat yang tidak mengenakkan. Dengan melamunkah Paulus menghabiskan waktunya sebagai tahanan? Atau setidaknya daripada tidak ada kegiatan, ia menghabiskan waktu dengan tiduran, kadang-kadang berdoa, begitukah? Tidak!
Sebagai tahanan Roma, seorang prajurit Kristus yang berjiwa ksatria bernama Paulus tetap menjalankan tugasnya seperti biasa. Paulus sempat menasihati Filemon melalui suratnya, supaya F...selengkapnya » |
Karakter prajurit adalah tangguh, tahan banting, tahan menderita, dan apapun akan dihadapi sekalipun harus menyerahkan jiwa raga. Prajurit adalah seorang ksatria yang gagah perkasa, penuh dedikasi dan berintegritas tinggi. Dalam kondisi terjepit dan sesulit apapun, tidak akan pernah menyerah. Bukan hanya “nekad” berani mati semata, tetapi dalam kondisi terjepit pun tetap mampu berjuang, berbuat sesuatu untuk kebaikan bagi orang lain.
Rasul Paulus, misalnya. Sebagai seorang prajurit Kristus, dia menjalankan tugas pekabaran Injil dan karena tugas yang diembannya itu dia harus ditangkap dan ditahan di Roma. Tentu saja sebagai tahanan, Paulus mendapatkan perlakuan kasar, keras dan setidaknya kalau memang dia memiliki kewarganegaraan Romawi, maka tetap saja di tahanan tempat yang tidak mengenakkan. Dengan melamunkah Paulus menghabiskan waktunya sebagai tahanan? Atau setidaknya daripada tidak ada kegiatan, ia menghabiskan waktu dengan tiduran, kadang-kadang berdoa, begitukah? Tidak!
Sebagai tahanan Roma, seorang prajurit Kristus yang berjiwa ksatria bernama Paulus tetap menjalankan tugasnya seperti biasa. Paulus sempat menasihati Filemon melalui suratnya, supaya Filemon menerima kembali Onesimus, memaafkan, mengampuni dan menerimanya kembali bukan sebagai hamba [budak] tetapi sebagai saudara seiman dan menjadi semacam karyawannya kembali. Permintaan Paulus kepada Filemon ini dilakukan karena Onesimus telah dimenangkan Paulus menjadi murid Kristus dan telah berguna bagi pelayanan di ladang Tuhan. Dengan demikian harapan Paulus adalah supaya Onesimus juga tetap bekerja kembali bersama Filemon dan turut melayani Tuhan bersama. Indah bukan rencana Paulus?
Saudara, di dalam kehidupan ini kita sering terjepit dalam berbagai persoalan. Kita diijinkan Tuhan masuk dalam penjara permasalahan, terkungkung dalam kesulitan. Tetapi sebagai prajurit Kristus, kita jangan menyerah. Kita menanti tangan Tuhan untuk menolong melepaskan kita. Namun itu bukan berarti kita tidak akan melakukan apa-apa selama penantian.
Bukankah kita, prajurit Kristus, tetap sanggup melayani Tuhan tatkala ada dalam kesulitan. Sebagai prajurit Kristus yang berhati hamba, kita tidak akan menyerah dan melarikan diri ketika menghadapi kesulitan. Tetap melayani Tuhan, tetap setia, seperti Paulus tetap melayani Tuhan sekalipun dalam kesulitan. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|