|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Menjadi berbeda dengan meneladani Tuhan Yesus akan menjadikan kita pribadi yang unggul yang menjadi berkat bagi sesama. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Pribadi Unggul Berlaku Nyleneh |
|
Pribadi Unggul Berlaku Nyleneh |
|
Jumat, 25 September 2015 | Tema: Pribadi Unggul |
|
|
|
|
|
Pribadi Unggul Berlaku Nyleneh |
|
Lukas 6:20-26 |
|
|
|
|
|
|
“Kamu itu nyleneh, Sam”, komentar Benay. “Nyleneh bagaimana maksudmu?” tanya Sambey, “Lha wong aku biasa-biasa saja kok.” “Kamu itu jadi orang kok tidak mengikuti perkembangan zaman. Zaman K-Pop, ya potonganmu tetep ndeso. Zaman akik lagi ngetrend, cincinmu ya tetep karet pentil. Tak pikir-pikir kamu ini aneh Sam!” kata Benay. Sambey terkekeh sejenak lalu berkata, “Ben, Ben, justru bagiku kamu itu yang aneh. Dulu kamu tertawakan pelawak Tessy karena pakai akik di semua jarinya. Sekarang kamu ikut-ikutan Tessy. Malah lebih parah.” “Lebih parah bagaimana maksudmu?” tanya Benay penasaran. “Orang normalnya pakai akik di jari tangan. Lha, kamu pakai akik kok di jari kaki mulai dari jempol sampai kelingking? Aneh bin ajaib!”, jawab Sambey. Kedua sahabat karib itu tertawa terbahak-bahak. Kemudian Benay berkata, “Ya Sam, aku mungkin nyleneh, tapi itu membuktikan bahwa aku pribadi yang unggul. Punya ciri khas gitu lho? Bukankah Tuhan Yesus juga agak nyleneh pada zaman-Nya?.” “Tapi nylenehnya Tuhan Yesus tidak aneh, sedangkan kamu?” kata Sambey setengah bertanya. Keduanya pun kembali larut dalam gelak tawa.
Jemaat yang terkasih, jika kita perhatikan dengan saksama akan mudah kita dapati ajaran dan tindakan Tuhan Yesus yang juga rada-rada nyleneh. Misalnya dalam sabda bahagia, ...selengkapnya » |
“Kamu itu nyleneh, Sam”, komentar Benay. “Nyleneh bagaimana maksudmu?” tanya Sambey, “Lha wong aku biasa-biasa saja kok.” “Kamu itu jadi orang kok tidak mengikuti perkembangan zaman. Zaman K-Pop, ya potonganmu tetep ndeso. Zaman akik lagi ngetrend, cincinmu ya tetep karet pentil. Tak pikir-pikir kamu ini aneh Sam!” kata Benay. Sambey terkekeh sejenak lalu berkata, “Ben, Ben, justru bagiku kamu itu yang aneh. Dulu kamu tertawakan pelawak Tessy karena pakai akik di semua jarinya. Sekarang kamu ikut-ikutan Tessy. Malah lebih parah.” “Lebih parah bagaimana maksudmu?” tanya Benay penasaran. “Orang normalnya pakai akik di jari tangan. Lha, kamu pakai akik kok di jari kaki mulai dari jempol sampai kelingking? Aneh bin ajaib!”, jawab Sambey. Kedua sahabat karib itu tertawa terbahak-bahak. Kemudian Benay berkata, “Ya Sam, aku mungkin nyleneh, tapi itu membuktikan bahwa aku pribadi yang unggul. Punya ciri khas gitu lho? Bukankah Tuhan Yesus juga agak nyleneh pada zaman-Nya?.” “Tapi nylenehnya Tuhan Yesus tidak aneh, sedangkan kamu?” kata Sambey setengah bertanya. Keduanya pun kembali larut dalam gelak tawa.
Jemaat yang terkasih, jika kita perhatikan dengan saksama akan mudah kita dapati ajaran dan tindakan Tuhan Yesus yang juga rada-rada nyleneh. Misalnya dalam sabda bahagia, Tuhan menyebutkan yang berbahagia adalah mereka yang miskin, lapar, menangis, dibenci, dikucilkan, dan semacamnya [ayat 20-23]. Bukankah seharusnya mereka yang kaya, kenyang, tertawa, dan dipuji yang pantas disebut berbahagia? Tetapi sebaliknya justru mereka ini dinyatakan sebagai orang-orang yang celaka oleh Tuhan [ayat 24-26]. Nyleneh bukan? Tetapi ke-nyleneh-an Tuhan berpatokan pada kehendak-Nya bahwa setiap orang harus dipulihkan kemanusiaannya. Dengan demikian orang-orang yang dimabuk kekayaan, pesta-pora, dan puja-puji, yang justru oleh karena semuanya itu melupakan orang-orang lain yang menderita, menjadi bertentangan dengan kehendak Tuhan. Dalam situasi ini keunggulan pribadi Tuhan Yesus tampak dari sikap-Nya, yaitu membela orang-orang yang tersisihkan dengan menyampaikan sabda bahagia kepada mereka, dan sekaligus menyampaikan sabda celaka kepada orang-orang yang pongah. Meskipun dengan demikian sikap-Nya tampak nyleneh bagi orang kebanyakan.
Jemaat yang terkasih, dalam situasi sulit saat ini karena persaingan yang kian ketat di berbagai bidang kehidupan, adalah umum ketika setiap orang terbentuk untuk menjadi orang yang mementingkan diri sendiri dan dengan demikian kurang peka atau tidak punya waktu untuk memberi perhatian pada orang-orang lain yang menderita. Tetapi marilah kita tidak berlaku sebagaimana orang kebanyakan itu. Marilah kita berlaku berbeda dengan tetap punya hati untuk memberi perhatian dan berkorban bagi saudara-saudara kita yang lemah dan menderita. Dengan berbuat demikian kita menjadi pribadi-pribadi yang unggul dalam meneladani Tuhan. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|