|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Problem utama kita bukan hal hal yang berhubungan dengan kebutuhan jasmani, tetapi bagaimana supaya makin berkenan kepada Bapa.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Problem Terbesar Seorang Anak Tuhan |
|
Problem Terbesar Seorang Anak Tuhan |
|
Sabtu, 25 April 2015 | Tema: Berkenan Di Hati Tuhan |
|
|
|
|
|
Problem Terbesar Seorang Anak Tuhan |
|
Ibrani 5:11-14 |
|
|
|
|
|
|
Suatu kenyataan yang tidak bisa dielakkan bahwa dalam hidup ini pasti menghadapi problem. Hal ini berlaku bagi orang percaya dan non kristen. Pada umumnya orang mempunyai pemahaman bahwa problem adalah segala sesuatu yang dapat mengganggu pikiran dan jiwa, menimbulkan ketidaktenangan dan ketidaknyamanan. Contohnya: gangguan kesehatan, kesulitan studi, pekerjaan, kegagalan dalam karir, rumah tangga, diperlakukan tidak adil, dll.
Adanya problem sebetulnya bisa dimaklumi karena kita masih hidup di bumi yang sudah terkutuk dan ditengah-tengah masyarakat manusia yang sudah jatuh dalam dosa [Kejadian 3:17-19]. Sekalipun secara pribadi sedang tidak mengalami problem, kita masih menghadapi masalah, yaitu ikut merasakan dan memikul beban atau problem orang lain. Ini berarti bahwa yang diharapkan bukan keadaan tanpa problem, tetapi bagaimana tetap memiliki pikiran dan jiwa yang tidak terganggu oleh problem yang ada. Kita memang tidak bisa mengatur keadaan sekitar atau perilaku orang lain, namun kita bisa mengatur respon kita terhadap problem yang datang.
Untuk dapat mengatur respon kita dan tetap menikmati damai sejahtera, ...selengkapnya » |
Suatu kenyataan yang tidak bisa dielakkan bahwa dalam hidup ini pasti menghadapi problem. Hal ini berlaku bagi orang percaya dan non kristen. Pada umumnya orang mempunyai pemahaman bahwa problem adalah segala sesuatu yang dapat mengganggu pikiran dan jiwa, menimbulkan ketidaktenangan dan ketidaknyamanan. Contohnya: gangguan kesehatan, kesulitan studi, pekerjaan, kegagalan dalam karir, rumah tangga, diperlakukan tidak adil, dll.
Adanya problem sebetulnya bisa dimaklumi karena kita masih hidup di bumi yang sudah terkutuk dan ditengah-tengah masyarakat manusia yang sudah jatuh dalam dosa [Kejadian 3:17-19]. Sekalipun secara pribadi sedang tidak mengalami problem, kita masih menghadapi masalah, yaitu ikut merasakan dan memikul beban atau problem orang lain. Ini berarti bahwa yang diharapkan bukan keadaan tanpa problem, tetapi bagaimana tetap memiliki pikiran dan jiwa yang tidak terganggu oleh problem yang ada. Kita memang tidak bisa mengatur keadaan sekitar atau perilaku orang lain, namun kita bisa mengatur respon kita terhadap problem yang datang.
Untuk dapat mengatur respon kita dan tetap menikmati damai sejahtera, perlu menghayati kebenaran Firman Tuhan yang murni dan hidup di dalamnya [Yohanes 8:31-32], antara lain:
1. Menyadari bahwa problem umum tersebut adalah hal biasa [1 Korintus 10:13]. Belajar memahami bahwa problem adalah berkat Tuhan untuk kedewasaan rohani [Roma 8:28-29] ,dan untuk hal ini diperlukan proses panjang [Ibrani 12:10-11].
2. Menyadari bahwa pada hakekatnya problem terbesar kita adalah masih terhambatnya pertumbuhan rohani kita [Ibrani 5:11-12]. Pertumbuhan rohani diperlukan supaya kita dipulihkan menjadi sempurna seperti rancangan Allah semula adalah satu-satunya agenda [visi] Bapa dengan karya penebusan oleh Tuhan Yesus Kristus. Kita harus selalu risau dan berjuang keras mengejar dan meningkatkan keadaan rohani yang masih jauh dari standar yang dikehendaki oleh Tuhan. Tetapi ironisnya banyak orang percaya lebih merisaukan hal-hal lain.
3. Dalam menghadapi semua problem, kita harus bisa membedakan mana yang menjadi bagian atau tanggung jawab kita, yang mana menjadi bagian Tuhan [Kejadian 1:28]. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|