|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri.” |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Rini Handoyo |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Sadar Imam |
|
Sadar Imam |
|
Sabtu, 23 April 2016 | Tema: Imamat Yang Rajani |
|
|
|
|
|
Sadar Imam |
|
1 Petrus 2:9-10 |
|
|
|
|
|
|
Beberapa tahun yang lalu, melalui dunia maya, saya bisa menemukan teman-teman lama. Teman sekolah yang tidak tahu kabar beritanya selama belasan bahkan puluhan tahun, dengan mudah bisa ditelusuri keberadaannya melalui media sosial. Saya senang sekali menemukan teman-teman lama karena serasa kembali ke masa-masa sekolah. Cerita-cerita lama pun terkuak kembali. Lucu dan menyenangkan. Di antara teman-teman lama tersebut, ada seorang teman lawan jenis yang mengungkapkan bahwa dahulu dia naksir saya. Dia termasuk aktif menguhubungi saya kembali, baik melalui chating maupun telpon. Dia selalu mengungkapkan bahwa masih mengharapkan hubungan yang khusus dengan saya. Bukannya senang karena masih ada yang suka, tapi lama kelamaan saya jadi tidak suka dengan sikapnya. Menurut saya bukan saatnya lagi untuk mengulang masa lalu, semua sudah berubah. Saya sudah memiliki dunia saya sendiri, dan tidak akan saya biarkan masa lalu merusak masa kini dan masa depan saya. Dan mulailah saya menghindari kontak dengan teman saya itu.
Kesadaran akan jatidiri menentukan sikap kita dalam mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita menyadari bahwa kita adalah “bangsa yang terpilih” , “imamat yang rajani”, “bangsa yang kudus”, bahkan kita adalah “umat kepunyaan Allah”, tentu ki...selengkapnya » |
Beberapa tahun yang lalu, melalui dunia maya, saya bisa menemukan teman-teman lama. Teman sekolah yang tidak tahu kabar beritanya selama belasan bahkan puluhan tahun, dengan mudah bisa ditelusuri keberadaannya melalui media sosial. Saya senang sekali menemukan teman-teman lama karena serasa kembali ke masa-masa sekolah. Cerita-cerita lama pun terkuak kembali. Lucu dan menyenangkan. Di antara teman-teman lama tersebut, ada seorang teman lawan jenis yang mengungkapkan bahwa dahulu dia naksir saya. Dia termasuk aktif menguhubungi saya kembali, baik melalui chating maupun telpon. Dia selalu mengungkapkan bahwa masih mengharapkan hubungan yang khusus dengan saya. Bukannya senang karena masih ada yang suka, tapi lama kelamaan saya jadi tidak suka dengan sikapnya. Menurut saya bukan saatnya lagi untuk mengulang masa lalu, semua sudah berubah. Saya sudah memiliki dunia saya sendiri, dan tidak akan saya biarkan masa lalu merusak masa kini dan masa depan saya. Dan mulailah saya menghindari kontak dengan teman saya itu.
Kesadaran akan jatidiri menentukan sikap kita dalam mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita menyadari bahwa kita adalah “bangsa yang terpilih” , “imamat yang rajani”, “bangsa yang kudus”, bahkan kita adalah “umat kepunyaan Allah”, tentu kita akan berhati-hati dalam menentukan sikap atau mengambil keputusan. Kita pasti akan berpikir, apakah perilaku yang saya tunjukkan mencerminkan sebagai imamat yang rajani? Atau sebaliknya kehidupan kita menunjukkan bahwa kita adalah imam abal-abal yang sama sekali tidak mencerminkan sifat Illahi? Tuhan memilih dan menetapkan kita sebagai imamat yang rajani sudah pasti ada rencana bagi pekerjaan-Nya dan bagi hidup kita. Tugas kita adalah menyatakan ‘keimaman’ kita di tengah pergaulan atau masyarakat. Dia telah memanggil kita keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib. Sadar akan keimaman kita akan membuat kita meninggalkan perbuatan yang gelap yang tidak berkenan di hadapan-Nya. Sadar akan keimaman kita akan membuat kita belajar hidup di dalam terang Tuhan.
Sadari peran kita sebagai imamat yang rajani dengan menjadi terang melalui perbuatan-perbuatan yang benar. Fungsikan keimaman kita di tengah masyarakat dengan benar, menjadi teladan, dan pembawa damai sejahtera. Lakukan tugas-tugas keimaman kita dengan kesadaran bahwa kita adalah bangsa yang terpilih yang diperlengkapi dengan kuasa dan kemampuan. Sadar imam akan membuat kita melakukan perbuatan yang benar sesuai dengan status kita sebagai imam kerajaan Allah, dan nama Tuhan dimuliakan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|