|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Jangkau dan bina jiwa bagi Tuhan dengan perilaku saling berbagi.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Saling Berbagi |
|
Saling Berbagi |
|
Senin, 07 Juli 2014 | Tema: The Testament Community |
|
|
|
|
|
Saling Berbagi |
|
Kisah Para Rasul 2:44-47 |
|
|
|
|
|
|
Sikap dan perilaku berbagi bukan sesuatu yang asing bagi kita. Sejak kecil kita sudah diajar dan dilatih untuk berbagi, bahkan kitapun mengajar anak cucu kita untuk berbagi. Ketika si Nonik atau si Nyonyo kecil sudah bisa pegang biskuit di tangan mungilnya dan mulai belajar makan sendiri, kita mengajarnya untuk berbagi, “Minta dong?” Kalau si kecil memberikannya, dia mendapat pujian tapi lebih sering dia sampai menangis mempertahankan biskuitnya. Di saat yang lain si kecil pegang makanan di kedua belah tangannya, kembali kita ajar dia untuk berbagi, “Bagi dong, kan kamu punya dua?” Mungkin si kecil memberikan yang satu, tapi sering dia mempertahankan kedua-duanya, bahkan dengan cerdik dia berdalih: “Ini pahit, tidak enak”, katanya menirukan ketika kita melarang dia minta sesuatu untuk dimakannya.
Itulah sikap dan perilaku anak kecil yang belum mengerti apa arti berbagi, tapi kita toh terus mengajar dan melatihnya untuk berbagi. Bagaimana dengan kita para orang dewasa? Apakah kita terus mengajar dan melatih diri kita sendiri untuk berbagi?
Mari kita teladani orang-orang percaya di Yerusalem. Mereka tidak hanya bertekun dengan sehati berkumpul tiap-tiap hari dalam Ba...selengkapnya » |
Sikap dan perilaku berbagi bukan sesuatu yang asing bagi kita. Sejak kecil kita sudah diajar dan dilatih untuk berbagi, bahkan kitapun mengajar anak cucu kita untuk berbagi. Ketika si Nonik atau si Nyonyo kecil sudah bisa pegang biskuit di tangan mungilnya dan mulai belajar makan sendiri, kita mengajarnya untuk berbagi, “Minta dong?” Kalau si kecil memberikannya, dia mendapat pujian tapi lebih sering dia sampai menangis mempertahankan biskuitnya. Di saat yang lain si kecil pegang makanan di kedua belah tangannya, kembali kita ajar dia untuk berbagi, “Bagi dong, kan kamu punya dua?” Mungkin si kecil memberikan yang satu, tapi sering dia mempertahankan kedua-duanya, bahkan dengan cerdik dia berdalih: “Ini pahit, tidak enak”, katanya menirukan ketika kita melarang dia minta sesuatu untuk dimakannya.
Itulah sikap dan perilaku anak kecil yang belum mengerti apa arti berbagi, tapi kita toh terus mengajar dan melatihnya untuk berbagi. Bagaimana dengan kita para orang dewasa? Apakah kita terus mengajar dan melatih diri kita sendiri untuk berbagi?
Mari kita teladani orang-orang percaya di Yerusalem. Mereka tidak hanya bertekun dengan sehati berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah, tapi mereka membangun kesatuan dan kebersamaan dengan sikap dan perilaku saling berbagi. Mereka menyaksikan dan mengalami mukjizat dan tanda yang dikerjakan oleh para rasul. Alkitab mencatat bahwa mereka disukai semua orang dan tiap-tiap hari Tuhan menambahkan jumlah orang-orang yang diselamatkan. Selamat mempraktikkan sikap dan perilaku saling berbagi di dalam komunitas-komunitas d imana Anda ada di dalamnya. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|