|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Kita adalah duta Kristus maka kita harus seia sekata, erat bersatu dan sehati sepikir untuk misi Allah, jangan ada perselisihan di antara kita.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Seia Sekata, Erat Bersatu dan Sehati Sepikir |
|
Seia Sekata, Erat Bersatu dan Sehati Sepikir |
|
Jumat, 10 Juni 2016 | Tema: Kesatuan Tubuh Kristus |
|
|
|
|
|
Seia Sekata, Erat Bersatu dan Sehati Sepikir |
|
1 Korintus 1:10-17 |
|
|
|
|
|
|
Pada awal tahun 2000-an di Bimas Kristen sudah terdaftar secara resmi 300-an aliran Gereja Kristen. Pertanyaannya adalah bagaimana proses terjadinya berbagai merek atau denominasi aliran gereja itu? Fakta menunjukkan bahwa berbagai aliran itu terjadi rata-rata diawali dengan apa yang namanya perbedaan pendapat, perselisihan, pertengkaran dan akhirnya perpecahan [Tarmizi Taher, Sekjend Depag RI, 2004]. Ya, memang benar. Tidak disangkali bahwa di dalam gereja, bahkan sejak gereja mula-mula sering juga terjadi konflik, perbedaan pendapat bahkan menjurus perpecahan. Padahal firman Tuhan berkata bahwa Kristus itu satu dan tidak terbagi-bagi, serta dengan tegas Paulus mewanti-wanti supaya jangan ada perpecahan [ay. 10, 13]. Gereja sudah terlanjur terpecah-pecah dan sekarang terdiri dari ratusan denominasi. Memang bukan tidak mungkin akan ada rekonsiliasi secara besar-besaran, namun semakin banyak perpecahan gereja maka semakin banyak “pekerjaan rumah” bagi gereja itu sendiri untuk membenahinya. Itu berarti gereja akan semakin banyak membuang energi untuk mengurus diri sendiri. Kapan menjalankan misi Allah?
Jemaat Tuhan, mari kita merenungkan sejenak arti keutuhan gereja kita. Setan adalah pakar dalam bidang memecah belah dan apabila di gereja kita ternyata ada persel...selengkapnya » |
Pada awal tahun 2000-an di Bimas Kristen sudah terdaftar secara resmi 300-an aliran Gereja Kristen. Pertanyaannya adalah bagaimana proses terjadinya berbagai merek atau denominasi aliran gereja itu? Fakta menunjukkan bahwa berbagai aliran itu terjadi rata-rata diawali dengan apa yang namanya perbedaan pendapat, perselisihan, pertengkaran dan akhirnya perpecahan [Tarmizi Taher, Sekjend Depag RI, 2004]. Ya, memang benar. Tidak disangkali bahwa di dalam gereja, bahkan sejak gereja mula-mula sering juga terjadi konflik, perbedaan pendapat bahkan menjurus perpecahan. Padahal firman Tuhan berkata bahwa Kristus itu satu dan tidak terbagi-bagi, serta dengan tegas Paulus mewanti-wanti supaya jangan ada perpecahan [ay. 10, 13]. Gereja sudah terlanjur terpecah-pecah dan sekarang terdiri dari ratusan denominasi. Memang bukan tidak mungkin akan ada rekonsiliasi secara besar-besaran, namun semakin banyak perpecahan gereja maka semakin banyak “pekerjaan rumah” bagi gereja itu sendiri untuk membenahinya. Itu berarti gereja akan semakin banyak membuang energi untuk mengurus diri sendiri. Kapan menjalankan misi Allah?
Jemaat Tuhan, mari kita merenungkan sejenak arti keutuhan gereja kita. Setan adalah pakar dalam bidang memecah belah dan apabila di gereja kita ternyata ada perselisihan maka setan sangat senang. Perselisihan di dalam gereja hanya membuang-buang waktu dan menguras banyak energi. Semua itu tidak ada faedahnya, hanya meninggalkan luka batin dan saling membenci. Memang tidak ada gereja yang sempurna tetapi setidaknya kita bisa berjuang untuk meminimalisir segala bentuk kemungkinan terjadinya perpecahan dalam gereja. Langkah apa supaya kita terhindar dari perselisihan dalam gereja kita sendiri?
Pertama-tama, jemaat harus seia-sekata, erat bersatu dan sehati sepikir di dalam Kristus [ay. 10]. Artinya jemaat harus kembali konsentrasi kepada visi misi Allah bahwa gereja adalah “ambasador-nya” Tuhan [duta Tuhan]. Gereja harus siap sedia menjadi berkat bagi dunia ini dengan lebih banyak terobosan-terobosan keluar daripada asyik berlama-lama dengan acara di dalam. Berikutnya adalah jemaat jangan terpancang dengan “kehebatan” hamba Tuhan sebab itu bisa jatuh pada pengkultusan hamba Tuhan [ay. 12]. Semua hamba Tuhan sama, karena yang disampaikan adalah Firman Tuhan. Jemaatlah yang harus belajar untuk mendengar suara Tuhan, jangan memilih-milih hamba Tuhan supaya tidak kecewa nanti. Cukup mendengar dengan baik dan tangkap apa maunya Tuhan. Kuncinya adalah jemaat harus seia sekata, erat bersatu dan sehati sepikir, jangan ada lagi perpecahan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|