|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan. [Ibrani 12:14] |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Lydia N. Haryanto |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Selalu Siap |
|
Selalu Siap |
|
Rabu, 21 Desember 2016 | Tema: Siap Menyambut KedatanganNya |
|
|
|
|
|
Selalu Siap |
|
Matius 22:11-14 |
|
|
|
|
|
|
Khususnya bagi kaum hawa, saat kita menerima undangan pesta biasanya langsung kita berpikir baju atau gaun apa yang akan kita pakai. Andaikata pun kita tidak memiliki gaun khusus untuk pesta, paling tidak kita akan memilih baju terbaik yang kita miliki yang kita nilai layak dipakai menghadiri sebuah pesta walau mungkin sangat sederhana. Dengan baju yang rapi dan bersih, kita menghargai rekan yang mengundang dan juga menghargai diri sendiri.
Dalam perumpamaan dari perikop yang kita renungkan ini, dikisahkan seorang raja yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ternyata di antara undangan yang hadir ada yang tidak mengenakan pakaian pesta dan hanya diam saat raja menegurnya. Hal itu membuat raja marah dan menyuruh hambanya untuk mengikat orang tersebut serta mencampakkannya ke dalam kegelapan [ayat 11-13]. Sangat tragis sekali. Dia merupakan tamu undangan tetapi ternyata tidak diperkenankan mengikuti perjamuan kawin yang diadakan hanya karena ulah yang dibuatnya sendiri. Siapkah kita dengan baju pesta saat Perjamuan Anak Domba?
Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Rasul Paulus mengatakan bahwa kita semua y...selengkapnya » |
Khususnya bagi kaum hawa, saat kita menerima undangan pesta biasanya langsung kita berpikir baju atau gaun apa yang akan kita pakai. Andaikata pun kita tidak memiliki gaun khusus untuk pesta, paling tidak kita akan memilih baju terbaik yang kita miliki yang kita nilai layak dipakai menghadiri sebuah pesta walau mungkin sangat sederhana. Dengan baju yang rapi dan bersih, kita menghargai rekan yang mengundang dan juga menghargai diri sendiri.
Dalam perumpamaan dari perikop yang kita renungkan ini, dikisahkan seorang raja yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ternyata di antara undangan yang hadir ada yang tidak mengenakan pakaian pesta dan hanya diam saat raja menegurnya. Hal itu membuat raja marah dan menyuruh hambanya untuk mengikat orang tersebut serta mencampakkannya ke dalam kegelapan [ayat 11-13]. Sangat tragis sekali. Dia merupakan tamu undangan tetapi ternyata tidak diperkenankan mengikuti perjamuan kawin yang diadakan hanya karena ulah yang dibuatnya sendiri. Siapkah kita dengan baju pesta saat Perjamuan Anak Domba?
Dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, Rasul Paulus mengatakan bahwa kita semua yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus [Galatia 3:27]. Artinya kebenaran Firman yang dinyatakan Kristus itulah pakaian pesta yang kita pakai. Kita tinggalkan manusia lama kita dan mengenakan manusia yang baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya [Efesus 4:24].
Pertanyaannya adalah bisakah kita selalu hidup dalam kebenaran dan kekudusan sesuai Firman Tuhan menghadapi tantangan hidup keseharian kita? Siapkah kita dengan pakaian pesta saat undangan perjamuan Anak Domba datang ? Ingat apa yang dikatakan Yesus dalam mengakhiri perumpamaan ini [ayat 14], yaitu “sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”Amin.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|