|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Semakin Diperkaya |
|
Semakin Diperkaya |
|
Senin, 30 Maret 2015 | Tema: Menebar Benih Kebaikan |
|
|
|
|
|
Semakin Diperkaya |
|
2 Korintus 9:11 |
|
|
|
|
|
|
Dari kecil kita diajar ilmu matematika bahwa 1 + 1 = 2; 2 - 1 = 1. Artinya, apa yang kita miliki akan semakin banyak jika terus ditambahkan. Sebaliknya, apa yang kita miliki akan semakin sedikit jika dikurangi. Ilmu pasti tersebut telah mengakar kuat dan membentuk pola pikir kita. Akibatnya, seringkali secara otomatis kita berpikir jika kita memberi atau membagi sesuatu, maka yang kita miliki akan semakin sedikit dan berkurang. Apakah hal itu salah? Tentu tidak salah, tetapi tidak alkitabiah.
Alkitab tidak menentang ilmu pasti tersebut, tetapi Alkitab memiliki prinsip yang lain. Amsal 11:24 menyatakan: “Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.” Tentunya pernyataan tersebut tidak bisa diterima secara ilmu matematika. Secara logika matematika, menyebar harta berarti harta akan berkurang dan semakin sedikit; menghemat berarti hartanya akan bertambah dan semakin banyak. Tetapi prinsip Alkitab menjungkirbalikkannya, menyebar justru yang semakin bertambah banyak, sedangkan menghemat secara luar bisa justru semakin berkurang.
Mengapa bisa demikian? Pertama, karena kemurahan hati kita akan mendatangkan...selengkapnya » |
Dari kecil kita diajar ilmu matematika bahwa 1 + 1 = 2; 2 - 1 = 1. Artinya, apa yang kita miliki akan semakin banyak jika terus ditambahkan. Sebaliknya, apa yang kita miliki akan semakin sedikit jika dikurangi. Ilmu pasti tersebut telah mengakar kuat dan membentuk pola pikir kita. Akibatnya, seringkali secara otomatis kita berpikir jika kita memberi atau membagi sesuatu, maka yang kita miliki akan semakin sedikit dan berkurang. Apakah hal itu salah? Tentu tidak salah, tetapi tidak alkitabiah.
Alkitab tidak menentang ilmu pasti tersebut, tetapi Alkitab memiliki prinsip yang lain. Amsal 11:24 menyatakan: “Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.” Tentunya pernyataan tersebut tidak bisa diterima secara ilmu matematika. Secara logika matematika, menyebar harta berarti harta akan berkurang dan semakin sedikit; menghemat berarti hartanya akan bertambah dan semakin banyak. Tetapi prinsip Alkitab menjungkirbalikkannya, menyebar justru yang semakin bertambah banyak, sedangkan menghemat secara luar bisa justru semakin berkurang.
Mengapa bisa demikian? Pertama, karena kemurahan hati kita akan mendatangkan kemurahan dari Allah, “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.” Kedua, karena apa yang kita tabur akan kita tuai, “Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” Ini adalah prinsip pelipatgandaan yang dikerjakan oleh Allah, “Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu.”
Tetapi kita jangan salah memahami prinsip ini. Ini bukanlah prisip pelipatgandaan seperti investasi saham. Bukan pula pelipatgandaan seperti memenangkan sebuah lotre. Allah melipatgandakan [menambah-nambahkan] supaya kita semakin murah hati; semakin banyak menabur; semakin banyak memberi dan membagi. Artinya fokus perhatian dan tugas kita bukan pada hasil pelipatgandaan, tetapi bagaimana kebaikan dan kemurahan hati kita semakin bertambah jumlahnya, intensitasnya, jangkauannya, dan bahkan dampaknya. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|