Senin, 27 Juni 2016 | Tema: Kesatuan Tubuh Kristus
Semut Yang Tidak Egois
Efesus 4:1-6
Bilamana anda melihat ada 2 semut yang bertemu muka dengan muka agak lama, jangan salah sangka. Mereka bukan sedang bercanda atau sedang berebut makanan, mereka juga bukan sedang berciuman ataupun sedang asyik ‘ngegosip’ tetapi yang sedang terjadi adalah semut yang satu sedang memberikan madu kepada semut yang lainnya. Semut menyimpan madu dalam perutnya. Di dalam perut semut terdapat 2 lambung. Lambung terdepan dekat dengan mulut adalah lambung tempat madu yang akan diberikan kepada teman-temannya. Lambung kedua yang terletak di belakang lambung pertama adalah tempat untuk menyimpan madu bagi dirinya sendiri. Melalui mulutnya semut memberikan madunya yang tersimpan di lambung yang pertama kepada teman-temannya yang membutuhkan. Inilah hal yang indah dari semut yang rela berbagi berkat. Sepertinya semut mengerti betul bahwa berkat itu selalu saja ada bagi dirinya sehingga ia tidak perlu takut untuk memberi dan berbagi kepada teman-temannya yang membutuhkan makanan.
Berbeda jauh dengan sifat manusia yang lebih mementingkan dirinya sendiri kurang mau berbagi. Manusia cenderung menumpuk berkat bagi dirinya sendiri. Inilah sifat manusia yang sangat jauh berbeda dengan semut. Semut selalu bersedia untuk memberi kepada yang membutuhkan, tetapi manusia selalu berusaha...selengkapnya »
Bilamana anda melihat ada 2 semut yang bertemu muka dengan muka agak lama, jangan salah sangka. Mereka bukan sedang bercanda atau sedang berebut makanan, mereka juga bukan sedang berciuman ataupun sedang asyik ‘ngegosip’ tetapi yang sedang terjadi adalah semut yang satu sedang memberikan madu kepada semut yang lainnya. Semut menyimpan madu dalam perutnya. Di dalam perut semut terdapat 2 lambung. Lambung terdepan dekat dengan mulut adalah lambung tempat madu yang akan diberikan kepada teman-temannya. Lambung kedua yang terletak di belakang lambung pertama adalah tempat untuk menyimpan madu bagi dirinya sendiri. Melalui mulutnya semut memberikan madunya yang tersimpan di lambung yang pertama kepada teman-temannya yang membutuhkan. Inilah hal yang indah dari semut yang rela berbagi berkat. Sepertinya semut mengerti betul bahwa berkat itu selalu saja ada bagi dirinya sehingga ia tidak perlu takut untuk memberi dan berbagi kepada teman-temannya yang membutuhkan makanan.
Berbeda jauh dengan sifat manusia yang lebih mementingkan dirinya sendiri kurang mau berbagi. Manusia cenderung menumpuk berkat bagi dirinya sendiri. Inilah sifat manusia yang sangat jauh berbeda dengan semut. Semut selalu bersedia untuk memberi kepada yang membutuhkan, tetapi manusia selalu berusaha menahan berkat bagi dirinya sendiri. Jangankan memberi dengan sesama yang membutuhkan, dengan saudara sekandung pun sering dikatakan uang tidak bersaudara. Jangankan memberi tanpa imbalan apa-apa, membayar kewajibannya saja seringkali disunat dan diperkecil. Malah yang lebih menyedihkan adalah seringkali berkat yang sudah masuk ke mulut teman-temannya pun diambil dan dirampas semua. Kita harus merendahkan hati untuk belajar dari semut. Kebiasaan semut yang mulia di dalam kerelaannya memberi harus juga menjadi sifat dan kebiasaaan kita.