|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Mengampuni tanpa melupakan bukan mengampuni. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Susahkah Melupakan Kesalahan Orang? |
|
Susahkah Melupakan Kesalahan Orang? |
|
Senin, 17 November 2014 | Tema: Forgiven to Forgive |
|
|
|
|
|
Susahkah Melupakan Kesalahan Orang? |
|
Lukas 17:3-4 |
|
|
|
|
|
|
Seorang bapak menemui seorang pengacara meminta dibuatkan surat wasiat yang intinya agar seluruh warisannya diberikan kepada sebuah Panti Asuhan anak cacat. Sang pengacara menanyakan alasan bapak tersebut berbuat demikian. Alasannya yaitu, selama ini kedua anaknya tidak ada yang mau mengalah dalam segala hal. Bapak itu takut mereka bertengkar dan tidak ada yang mau mengalah gara-gara memperebutkan warisan. Si bapak paham betul akan sifat kedua anaknya yang suka membalas.
Kejadian di atas dapat kita lihat, jika disuruh memilih antara mengampuni atau membalas kejahatan seseorang, banyak orang pasti akan lebih memilih melakukan pembalasan terhadap kejahatan yang dilakukan orang lain. Jika ini dilakukan oleh orang dunia, kita maklum. Namun tidak bagi orang Kristen karena mengampuni adalah sebuah keharusan (wajib), bukan pilihan.
Mengapa orang Kristen harus mengampuni? Sesungguhnya oleh karena pengampunan Tuhan bagi kitalah yang mengharuskan kita dapat mengampuni orang lain. Yesaya menuliskan: “Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, ..... Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.” (Yesaya 53:5-6). Hukuman atas pelanggaran yang sehar...selengkapnya » |
Seorang bapak menemui seorang pengacara meminta dibuatkan surat wasiat yang intinya agar seluruh warisannya diberikan kepada sebuah Panti Asuhan anak cacat. Sang pengacara menanyakan alasan bapak tersebut berbuat demikian. Alasannya yaitu, selama ini kedua anaknya tidak ada yang mau mengalah dalam segala hal. Bapak itu takut mereka bertengkar dan tidak ada yang mau mengalah gara-gara memperebutkan warisan. Si bapak paham betul akan sifat kedua anaknya yang suka membalas.
Kejadian di atas dapat kita lihat, jika disuruh memilih antara mengampuni atau membalas kejahatan seseorang, banyak orang pasti akan lebih memilih melakukan pembalasan terhadap kejahatan yang dilakukan orang lain. Jika ini dilakukan oleh orang dunia, kita maklum. Namun tidak bagi orang Kristen karena mengampuni adalah sebuah keharusan (wajib), bukan pilihan.
Mengapa orang Kristen harus mengampuni? Sesungguhnya oleh karena pengampunan Tuhan bagi kitalah yang mengharuskan kita dapat mengampuni orang lain. Yesaya menuliskan: “Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, ..... Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.” (Yesaya 53:5-6). Hukuman atas pelanggaran yang seharusnya kita terima telah ditanggung oleh Yesus Kristus di kayu salib. Yesus telah menerima murka Allah yang seharusnya ditimpakan kepada kita. Dialah yang menggantikan tempat kita. Darah Yesus membasuh dan menyucikan kita dari dosa.
Ketika ada kesalahan atau kejahatan dilakukan oleh pihak lain, kitalah yang harus berinisiatif terlebih dulu untuk mengampuni mereka. Sebagaimana Allah di dalam Kristus Yesus telah mengampuni kita, hendaklah kita juga punya hati yang mau mengampuni kesalahan orang lain. Efesus 4:31-32a menyatakan: “Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni.” Bagaimana kita bisa melakukannya? Pertama, kita harus memusatkan pikiran kita sepenuhnya kepada pengampunan yang telah Tuhan kerjakan bagi kita. Renungkan betapa besar rahmat yang sudah dilimpahkan Tuhan kepada kita seperti kata Daud (Mazmur 103:2-3a), “Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu.” Kedua, selesaikan dengan jujur semua kemarahan yang kita rasakan terhadap orang lain, lalu melupakannya. Memang tidak mudah! Namun Tuhan akan tolong. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|