|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Prajurit yang sejati akan selalu taat pada perintah komandannya. Kita adalah Prajurit Kristus dan Yesus adalah Panglima Tertinggi kita yang selalu bertindak sebagai komandan kita. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Taat Pada Perintah Panglima Mahatinggi |
|
Taat Pada Perintah Panglima Mahatinggi |
|
Jumat, 07 Agustus 2015 | Tema: Bermental Prajurit Berhati Hamba |
|
|
|
|
|
Taat Pada Perintah Panglima Mahatinggi |
|
Ibrani 11:30; Yosua 6:1-27 |
|
|
|
|
|
|
“Tembok yang sangat tebal dan kokoh itupun akhirnya runtuh. Bruugg... ! Yosua dengan suaranya yang lantang pun segera berteriak, ‘MAJU... SERBU!’ Maka seketika itu juga seluruh pasukan Israel menyerbu kota itu dan membumi hanguskannya. Tidak ada yang tersisa satupun. ‘Hore... Puji Tuhan... Kita menang!’ teriak seluruh pasukan Israel dengan gembira”. Itulah sepenggal cerita yang sedang disampaikan oleh seorang guru sekolah minggu dengan penuh semangat, atraktif dan kreatif dalam sebuah kebaktian Sekolah Minggu.
Bagi kita yang mendengar sekilas cerita itu, tentu kita akan segera paham bahwa kisah di atas adalah kisah tentang runtuhnya tembok Yerikho. Namun jika kita membacanya secara cermat, kisah tersebut merupakan kisah aneh yang terjadi di pertempuran. Bahkan mungkin kita pun juga akan berkata bahwa kisah tersebut tidak hanya aneh, tetapi juga teraneh dan paling tidak masuk akal yang pernah terjadi di sepanjang sejarah peperangan di manapun juga. Tembok yang sedemikian tebal dan kokoh, runtuh, hancur berantakan hanya gara-gara sekelompok orang berkeliling sambil bernyanyi. OMG... Hello... kagak mungkin kale !!! Suka tidak suka dengan kisah ini, namun inilah sebuah fak...selengkapnya » |
“Tembok yang sangat tebal dan kokoh itupun akhirnya runtuh. Bruugg... ! Yosua dengan suaranya yang lantang pun segera berteriak, ‘MAJU... SERBU!’ Maka seketika itu juga seluruh pasukan Israel menyerbu kota itu dan membumi hanguskannya. Tidak ada yang tersisa satupun. ‘Hore... Puji Tuhan... Kita menang!’ teriak seluruh pasukan Israel dengan gembira”. Itulah sepenggal cerita yang sedang disampaikan oleh seorang guru sekolah minggu dengan penuh semangat, atraktif dan kreatif dalam sebuah kebaktian Sekolah Minggu.
Bagi kita yang mendengar sekilas cerita itu, tentu kita akan segera paham bahwa kisah di atas adalah kisah tentang runtuhnya tembok Yerikho. Namun jika kita membacanya secara cermat, kisah tersebut merupakan kisah aneh yang terjadi di pertempuran. Bahkan mungkin kita pun juga akan berkata bahwa kisah tersebut tidak hanya aneh, tetapi juga teraneh dan paling tidak masuk akal yang pernah terjadi di sepanjang sejarah peperangan di manapun juga. Tembok yang sedemikian tebal dan kokoh, runtuh, hancur berantakan hanya gara-gara sekelompok orang berkeliling sambil bernyanyi. OMG... Hello... kagak mungkin kale !!! Suka tidak suka dengan kisah ini, namun inilah sebuah fakta yang tidak terbantahkan. Tembok Yerikho yang tebal dan kokoh, dan bahkan sebagai simbol kekuatan kekuasaan Yerikho roboh oleh sekelompok orang berkeliling sambil bernyanyi memuji Tuhan.
Di dalam perenungan kita saat ini, cobalah untuk fokus menyimak kepada pribadi Yosua beserta dengan seluruh umat Israel pada waktu itu. Diceritakan dalam kisah ini [sebelum pasal 6], bangsa Israel “panik” melihat kota Yerikho. Yerikho dipandang sebagai sesuatu yang menakutkan. Kota dengan tembok yang tebal dan kokoh, serta di dalamnya terdapat para ksatria dan orang-orang hebat yang siap untuk berperang. Bagaimana cara menaklukkan kota ini? Mungkin demikian isi pikiran logis orang-rang Israel [termasuk Yosua] pada waktu itu. Kisah menjadi semakin menarik, saat di awal pasal yang keenam [ayat 2-5], Tuhan memberi solusi dari kepanikan umat Israel itu. Solusi intinya dengan berkeliling dan menyanyi. Sungguh sebuah solusi yang tidak masuk akal menurut ilmu peperangan. Tetapi yang menarik di dalam kisah ini, Yosua beserta seluruh umat Israel menaati solusi yang diberikan oleh Tuhan sekalipun itu tidak logis. Jika disimpulkan, Yosua, sebagai panglima perang tertinggi Israel, taat pada Tuhan sebagai Pimpinan Yang Mahatinggi. Seorang prajurit sejati akan bertindak taat pada komandannya.
Bagaimana dengan kita? Bukankah kita sering menyebut diri sebagai laskar Kristus yang maju dengan gagah berani bersama Kristus? Jika kita adalah prajirit-prajurit Yesus, maka hendaklah kita berjalan dengan taat pada perintah Komandan Tertinggi kita, yaitu Yesus Kristus sendiri. Meski kadang tidak masuk akal logis kita, atau terkadang sulit dan bahkan terkadang membosankan, seorang prajurit sejati akan taat kepada perintah Sang Pangima Tertinggi sampai akhir hayat kita. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|