|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Rini Handoyo |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Takut Mati |
|
Takut Mati |
|
Rabu, 13 Januari 2016 | Tema: KerajaanMu Datanglah |
|
|
|
Tidak ada yang tidak kenal Mimin, ya...semua orang di kantor itu, bahkan di semua cabang di seantero jagad tahu namanya. Bukan karena kecantikannya, bukan karena kepandaiannya, tapi karena sifatnya. Meski sudah berumur, tapi Mimin kenal dengan semua umur, dari yang tua sampai yang muda. Dia ceria, cenderung suka bicara bahkan bisa dikatakan cerewet, sedikit bawel, ceplas ceplos dan bicaranya keras, ramai orangnya. Tapi akhir-akhir ini ada yang berubah dengan Mimin. Dia tidak lagi cerewet, agak pendiam, suka menyendiri, tidak mau bergabung dengan teman-temannya ketika makan siang. Bicaranya irit tidak lagi ceplas ceplos dan gembar-gembor. Teman-teman sekantornya merasa senang dengan perubahan itu, mereka pikir Mimin sudah bertobat. Selidik punya selidik, ternyata perubahan sikap Mimin bukan karena bertobat, tapi karena diketahui baru-baru ini dia mengidap suatu penyakit serius. Hal itu yang membuatnya jadi pendiam, tidak banyak bicara, menyendiri, dan kehilangan sukacita. Dari cerita beberapa teman dekatnya, dia tidak siap menghadapi penyakitnya. Dia takut mati.
Masalah, persoalan, sakit penyakit bisa dengan mudah menggoncang iman percaya kita. Tak peduli berapa lama kita mengikut Tuhan, seringkali ketika masalah datang, kita lupa pada janji-janjiNya. Kita lupa bahwa...selengkapnya » |
Tidak ada yang tidak kenal Mimin, ya...semua orang di kantor itu, bahkan di semua cabang di seantero jagad tahu namanya. Bukan karena kecantikannya, bukan karena kepandaiannya, tapi karena sifatnya. Meski sudah berumur, tapi Mimin kenal dengan semua umur, dari yang tua sampai yang muda. Dia ceria, cenderung suka bicara bahkan bisa dikatakan cerewet, sedikit bawel, ceplas ceplos dan bicaranya keras, ramai orangnya. Tapi akhir-akhir ini ada yang berubah dengan Mimin. Dia tidak lagi cerewet, agak pendiam, suka menyendiri, tidak mau bergabung dengan teman-temannya ketika makan siang. Bicaranya irit tidak lagi ceplas ceplos dan gembar-gembor. Teman-teman sekantornya merasa senang dengan perubahan itu, mereka pikir Mimin sudah bertobat. Selidik punya selidik, ternyata perubahan sikap Mimin bukan karena bertobat, tapi karena diketahui baru-baru ini dia mengidap suatu penyakit serius. Hal itu yang membuatnya jadi pendiam, tidak banyak bicara, menyendiri, dan kehilangan sukacita. Dari cerita beberapa teman dekatnya, dia tidak siap menghadapi penyakitnya. Dia takut mati.
Masalah, persoalan, sakit penyakit bisa dengan mudah menggoncang iman percaya kita. Tak peduli berapa lama kita mengikut Tuhan, seringkali ketika masalah datang, kita lupa pada janji-janjiNya. Kita lupa bahwa Dia setia dan tidak akan pernah meninggalkan kita. Kita lupa pada jaminan keselamatan yang sudah diberikan-Nya. Roma 14:17 menjelaskan: “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman tetapi soal Kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.” Damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus akan melekat dalam kehidupan kita ketika kita memegang Firman-Nya. Firman Tuhan adalah pelita bagi jalan hidup kita, sumber kekuatan ketika kita lemah, jawaban bagi setiap masalah persoalan kita.
Ketika damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus tetap kita rasakan, meski masalah, persoalan, sakit penyakit menghampiri, sebenarnya kita sedang berada dalam Kerajaan Allah. Dan Kerajaan-Nya adalah kerajaan kekal yang tidak tergoncangkan oleh apapun juga. Saya rindu teman saya, Mimin, bisa menikmati Kerajaan Allah, merasakan damai sejahtera, dan tetap bersukacita, meski sedang menghadapi penyakit. Tidak ada alasan untuk takut mati karena di dalam Yesus ada jaminan hidup kekal. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|