|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Bangsa ini membutuhkan dukungan dan kerjasama dari segenap masyarakat, termasuk orang percaya, untuk mengatasi masalah kemiskinan. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Tangan Yang Selalu Terbuka |
|
Tangan Yang Selalu Terbuka |
|
Jumat, 31 Oktober 2014 | Tema: Goodness and Generousity |
|
|
|
|
|
Tangan Yang Selalu Terbuka |
|
Ulangan 15:9-11 |
|
|
|
|
|
|
Kemiskinan adalah salah satu masalah sosial yang di hadapi bangsa kita. Dalam pidato kenegaraan menjelang masa akhir jabatannya, Presiden SBY mengakui bahwa angka kemiskinan telah berhasil dikurangi tetapi memang belum maksimal. Ini artinya bahwa kemiskinan akan masih menjadi salah satu wajah kehidupan bangsa ini. Kita bisa melihat di perempatan lampu merah, di pasar, di jalan, di mall dan pertokoan bahkan di tempat ibadah selalu ada potret kemiskinan bangsa ini.
Sebagian kemiskinan itu karena kondisi hidup yang tidak mampu dan tidak berdaya, tetapi ada juga yang dengan sengaja mempertontonkan kemiskinan yang dibuat-buat untuk memperoleh sesuatu dari orang yang berbelas kasihan. Seperti halnya seseorang yang berprofesi sebagai pengemis yang berpura-pura cacat dan penuh luka. Ya, memang kemiskinan bisa juga karena faktor kemalasan dan hidup boros. Meskipun begitu, bukan berarti kita sebagai orang percaya menutup mata terhadap kemiskinan yang terjadi di sekitar kita. Apa yang perlu kita lakukan terhadap mereka yang miskin?
Nats bacaan alkitab pada hari ini adalah sebagian dari perkataan Musa yang disampaikan kepada umat Allah sebelum mereka memasuki tanah perjanjian...selengkapnya » |
Kemiskinan adalah salah satu masalah sosial yang di hadapi bangsa kita. Dalam pidato kenegaraan menjelang masa akhir jabatannya, Presiden SBY mengakui bahwa angka kemiskinan telah berhasil dikurangi tetapi memang belum maksimal. Ini artinya bahwa kemiskinan akan masih menjadi salah satu wajah kehidupan bangsa ini. Kita bisa melihat di perempatan lampu merah, di pasar, di jalan, di mall dan pertokoan bahkan di tempat ibadah selalu ada potret kemiskinan bangsa ini.
Sebagian kemiskinan itu karena kondisi hidup yang tidak mampu dan tidak berdaya, tetapi ada juga yang dengan sengaja mempertontonkan kemiskinan yang dibuat-buat untuk memperoleh sesuatu dari orang yang berbelas kasihan. Seperti halnya seseorang yang berprofesi sebagai pengemis yang berpura-pura cacat dan penuh luka. Ya, memang kemiskinan bisa juga karena faktor kemalasan dan hidup boros. Meskipun begitu, bukan berarti kita sebagai orang percaya menutup mata terhadap kemiskinan yang terjadi di sekitar kita. Apa yang perlu kita lakukan terhadap mereka yang miskin?
Nats bacaan alkitab pada hari ini adalah sebagian dari perkataan Musa yang disampaikan kepada umat Allah sebelum mereka memasuki tanah perjanjian. Musa menyampaikan beberapa hal terkait tentang masalah kehidupan ekonomi umat. “Tidak boleh ada orang miskin di antara kamu”, namun dia juga menyatakan “orang miskin tidak hentinya ada di antara kamu.” Apa makna dari perkataan tersebut?
Sesungguhnya ketika orang miskin ada di antara kita, maka hal tersebut hendaknya dipahami sebagai sebuah kesempatan yang Tuhan berikan bagi kita untuk memberi, melayani Dia. Tentunya melayani Tuhan merupakan sebuah kesukaan bagi orang percaya. Melayani si miskin harus dipahami dalam terang pelayanan yang kita lakukan bagi Tuhan dengan penuh sukacita. Dengan demikian kita akan melayani dan memberi tidak dengan bersungut-sungut, tetapi sebaliknya dengan kemurahan hati dan kegembiraan. Itulah makna pelayanan yang bersukacita. Kita selalu memiliki kesempatan untuk melayani Tuhan melalui pelayanan kepada orang miskin. Di mana ada orang miskin, disitulah kesempatan tangan terbuka untuk melayani Tuhan dengan sukacita. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|