|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Sebab siapakah Allah selain dari Tuhan, dan siapakah gunung batu kecuali Allah kita? (Mazmur 18:32) |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Tantangan Yang Mendatangkan Kemuliaan Allah |
|
Tantangan Yang Mendatangkan Kemuliaan Allah |
|
Rabu, 19 Maret 2014 | Tema: Breakthrough the Barriers |
|
|
|
|
|
Tantangan Yang Mendatangkan Kemuliaan Allah |
|
Kisah Para Rasul 4:23-31 |
|
|
|
|
|
|
Seorang penginjil suatu saat melakukan pelayanan di sebuah rumah sakit. Dia mengunjungi pasien di tiap kamar perawatan, memberikan penghiburan dengan Firman Tuhan dan mendoakan mereka. Ketika tiba di sebuah kamar, dia terkejut melihat seorang bapak yang terkena penyakit kanker tulang dan sudah stadium 3 tetapi tetap ceria dan tersenyum. Tidak ada kesan penderitaan dan kesakitan padanya. Dalam keheranannya dia bertanya, “ Apakah Bapak tidak merasakan kesakitan?” Bapak itu menjawab, “Apakah ada penyakit kanker yang tidak menyakitkan? Tuhan Yesus memberi kekuatan agar saya mampu menahan sakit dan memberi saya kekuatan dan kemampuan untuk tetap menjadi saksi-Nya dalam segala keadaan. Itulah doa yang saya senantiasa panjatkan kepada-Nya.” Hal itu yang membuat bapak tersebut, walaupun menderita, tetap dapat ceria dan sukacita. Dan akibatnya pasien sekitarnya bisa mengenal Tuhan Yesus.
Jemaat mula-mula mengalami banyak tantangan dan aniaya, mereka tidak mengeluh atau menyesal telah memilih Kristus sebagai Juru Selamatnya. Doa yang mereka naikkan kepada Tuhan bukan tangisan atau rengekan untuk melepaskan dari anianya. Melainkan doa minta kekuatan untuk menghadapi tantangan dan keberanian untuk memberitakan Firman Tuhan. Mereka juga mohon agar Tuhan mengulurkan tangan untu...selengkapnya » |
Seorang penginjil suatu saat melakukan pelayanan di sebuah rumah sakit. Dia mengunjungi pasien di tiap kamar perawatan, memberikan penghiburan dengan Firman Tuhan dan mendoakan mereka. Ketika tiba di sebuah kamar, dia terkejut melihat seorang bapak yang terkena penyakit kanker tulang dan sudah stadium 3 tetapi tetap ceria dan tersenyum. Tidak ada kesan penderitaan dan kesakitan padanya. Dalam keheranannya dia bertanya, “ Apakah Bapak tidak merasakan kesakitan?” Bapak itu menjawab, “Apakah ada penyakit kanker yang tidak menyakitkan? Tuhan Yesus memberi kekuatan agar saya mampu menahan sakit dan memberi saya kekuatan dan kemampuan untuk tetap menjadi saksi-Nya dalam segala keadaan. Itulah doa yang saya senantiasa panjatkan kepada-Nya.” Hal itu yang membuat bapak tersebut, walaupun menderita, tetap dapat ceria dan sukacita. Dan akibatnya pasien sekitarnya bisa mengenal Tuhan Yesus.
Jemaat mula-mula mengalami banyak tantangan dan aniaya, mereka tidak mengeluh atau menyesal telah memilih Kristus sebagai Juru Selamatnya. Doa yang mereka naikkan kepada Tuhan bukan tangisan atau rengekan untuk melepaskan dari anianya. Melainkan doa minta kekuatan untuk menghadapi tantangan dan keberanian untuk memberitakan Firman Tuhan. Mereka juga mohon agar Tuhan mengulurkan tangan untuk menyembuhkan orang dan tanda-tanda mujizat oleh nama Tuhan Yesus (ayat 29, 30). Dengan demikian tantangan yang mereka alami mendatangkan kemuliaan Allah dan banyak jiwa diselamatkan (KPR 6:7).
Bila kita mengalami tantangan atau masalah dalam hidup, apa yang kita lakukan? Mengeluh? Berdoa dengan tangisan mohon Tuhan membebaskan dari masalah? Marilah kita ubah sikap kita dengan menaikkan permohonan agar Tuhan memberi kekuatan untuk menghadapi masalah dan walaupun dalam masalah, kita tetap setia menjadi saksi-Nya melalui hidup yang sesuai dengan Firman-Nya. Kalau kita melakukan hal itu, maka mujizat akan terjadi dan nama Tuhan akan dimuliakan akibatnya banyak jiwa akan mengenal Yesus. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|