|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Jangan menunggu untuk melakukan kebaikan, meskipun tidak ada yang menggerakkan.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Tergerak Secara Otomatis |
|
Tergerak Secara Otomatis |
|
Kamis, 05 Maret 2015 | Tema: Menebar Benih Kebaikan |
|
|
|
|
|
Tergerak Secara Otomatis |
|
Matius 25:40b |
|
|
|
|
|
|
Kita mungkin masih ingat peristiwa seorang anak yang mengalami gagal fungsi saluran empedu [atriesia bilier]. Penyakit tersebut terdeteksi dari kotoran yang berwarna putih pekat seperti dempul hingga mengakibatkan semua anggota badan berwarna kekuning-kuningan. Penyakit itu diketahui sejak anak tersebut berumur dua minggu. ketika umur 50 hari, orangtuanya berkeinginan untuk mengobatinya. Mereka tergolong keluarga yang berada, namun karena biaya yang diperlukan cukup besar hingga mencapai 1 Milyar, maka timbul suatu ketakutan untuk mengobati anak ini. Dari ketakutan inilah orangtua si anak sharing di media sosial sehingga mendapat tanggapan dari teman-temannya dan dari banyak orang yang membaca sharingnya. Hingga akhirnya tercetus ide koin cinta untuk anak tersebut. Perjalanan kerinduan untuk menolong seorang anak yang sakit begitu kuat sehingga setiap orang tergerak hatinya untuk merelakan uang untuk membantu kesembuhannya. Dengan cepat uang itu terkumpul, bahkan jumlahnya lebih dari yang dibutuhkan. Kejadian itu booming di awal tahun 2010. Melalui kejadian itu, gerakan pengumpulan koin mulai sangat gencar diadakan untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Sebenarnya kesadaran untuk peduli dan kasih itu sudah ada di dalam diri setiap orang, hanya butuh orang yang meng...selengkapnya » |
Kita mungkin masih ingat peristiwa seorang anak yang mengalami gagal fungsi saluran empedu [atriesia bilier]. Penyakit tersebut terdeteksi dari kotoran yang berwarna putih pekat seperti dempul hingga mengakibatkan semua anggota badan berwarna kekuning-kuningan. Penyakit itu diketahui sejak anak tersebut berumur dua minggu. ketika umur 50 hari, orangtuanya berkeinginan untuk mengobatinya. Mereka tergolong keluarga yang berada, namun karena biaya yang diperlukan cukup besar hingga mencapai 1 Milyar, maka timbul suatu ketakutan untuk mengobati anak ini. Dari ketakutan inilah orangtua si anak sharing di media sosial sehingga mendapat tanggapan dari teman-temannya dan dari banyak orang yang membaca sharingnya. Hingga akhirnya tercetus ide koin cinta untuk anak tersebut. Perjalanan kerinduan untuk menolong seorang anak yang sakit begitu kuat sehingga setiap orang tergerak hatinya untuk merelakan uang untuk membantu kesembuhannya. Dengan cepat uang itu terkumpul, bahkan jumlahnya lebih dari yang dibutuhkan. Kejadian itu booming di awal tahun 2010. Melalui kejadian itu, gerakan pengumpulan koin mulai sangat gencar diadakan untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Sebenarnya kesadaran untuk peduli dan kasih itu sudah ada di dalam diri setiap orang, hanya butuh orang yang menggerakkan. Melakukan kebaikan bukan harus dipompa atau digerakkan, namun respon dari rasa empati akan keadaan sekitar. Sebagai orang kristen semestinya kita menjadi penggerak dan bukannya menunggu komando kapan kita mulai berbuat baik. Kita seharusnya belajar peka akan keadaan sekeliling kita untuk menyatakan kebaikan dan terlebih lagi sebagai penggerak kebaikan di tengah generasi yang mulai egois dengan kesenangan dan kepentingannya sendiri. Kristus mengajarkan untuk memulai sebuah kebaikan bukan untuk dilihat, sebab hal itu sudah menjadi jiwa seorang murid Kristus. Di manapun kita berada jadilah pelopor kebaikan, dan jangan jemu-jemu melakukannya.
Wajah dunia telah berubah. Yang dulunya peduli menjadi egois dan meterialistik, namun gereja harus tetap sama seperti Kristus yang kasih dan kepedulian-Nya tidak berubah meskipun semua berubah. Bagian kita adalah meneruskan kasih dan kepedulian Kristus kepada semua makhluk. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|