|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Gesekan bukanlah untuk menjatuhkan, melainkan sarana untuk mendewasakan.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Terluka Itu Biasa |
|
Terluka Itu Biasa |
|
Sabtu, 26 Juli 2014 | Tema: The Testament Community |
|
|
|
|
|
Terluka Itu Biasa |
|
Roma 15:1 |
|
|
|
|
|
|
Kita hidup dalam dunia ini tidak lepas dari namanya “terluka”. Dari kecil kita sering terjatuh dan tidak jarang ada bagian tubuh yang terluka, misalkan: kepala benjol, lutut berdarah, atau bagian tubuh lain yang mengalami luka. Dan itu adalah hal yang biasa terjadi. Begitu juga sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam sebuah komunitas. Dalam interaksi itu sendiri rentan sekali memunculkan perasaan terluka. Dan seringkali hal itu tidak bisa dihindari.
Gesekan yang terjadi dalam sebuah komunitas adalah sesuatu yang wajar. Jika gesekan atau benturan diresponi dengan baik, maka akan menghasilkan dampak yang baik bagi diri sendiri dan komunitas. Contoh komunitas sawah di mana terdapat makluk hidup, seperti: padi, belalang, burung, tikus, ular, dst. Maka dengan sendirinya akan terbentuk rantai makanan. Yang lebih lemah akan dimangsa oleh yang lebih kuat. Meskipun dirasa sangat menyakitkan jika dipandang dari kebenaran masing-masing, tetapi jika semuanya berjalan terus dengan baik dan tidak ada permasalahan, maka justru akan menjaga keseimbangan alam. Jika ada dari rantai makanan itu terputus, maka akan menimbulkan rusaknya keseimbangan alam.
...selengkapnya » |
Kita hidup dalam dunia ini tidak lepas dari namanya “terluka”. Dari kecil kita sering terjatuh dan tidak jarang ada bagian tubuh yang terluka, misalkan: kepala benjol, lutut berdarah, atau bagian tubuh lain yang mengalami luka. Dan itu adalah hal yang biasa terjadi. Begitu juga sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam sebuah komunitas. Dalam interaksi itu sendiri rentan sekali memunculkan perasaan terluka. Dan seringkali hal itu tidak bisa dihindari.
Gesekan yang terjadi dalam sebuah komunitas adalah sesuatu yang wajar. Jika gesekan atau benturan diresponi dengan baik, maka akan menghasilkan dampak yang baik bagi diri sendiri dan komunitas. Contoh komunitas sawah di mana terdapat makluk hidup, seperti: padi, belalang, burung, tikus, ular, dst. Maka dengan sendirinya akan terbentuk rantai makanan. Yang lebih lemah akan dimangsa oleh yang lebih kuat. Meskipun dirasa sangat menyakitkan jika dipandang dari kebenaran masing-masing, tetapi jika semuanya berjalan terus dengan baik dan tidak ada permasalahan, maka justru akan menjaga keseimbangan alam. Jika ada dari rantai makanan itu terputus, maka akan menimbulkan rusaknya keseimbangan alam.
Jadi komunitas adalah sarana untuk mengusahakan kehidupan yang tertata dengan teratur. Meskipun terasa sakit jika ada gesekan, tetapi kalau kita menyadarinya maka itu akan menjadi kekuatan. Oleh sebab itu dalam komunitas dibutuhkan penerimaan karena dengan menerima satu dengan yang lain, maka kita akan mengerti karakter masing-masing . Dan jika kita mengerti karakter atau sifat masing-masing, maka kita bisa saling menghargai. Jadi kalau kita tinggal dalam komunitas, baik di gereja maupun di tengah masyarakat dan terjadi gesekan, itu adalah hal yang biasa karena bagian dari hidup kita sebagai manusia.
Jangan takut untuk hidup dalam sebuah komunitas karena di situ akan timbul kasih mesrah jika kita menyadari dan saling menerima. Komunitas di mana kita ada adalah untuk saling membangun satu dengan yang lain. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|