|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Hendaklah kebaikan kita keluar dari kasih yang bersumber dari dasar hati yang murni, sehingga kelak kita juga akan terberkati karena kasih itu.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Ternyata Salah |
|
Ternyata Salah |
|
Selasa, 16 Desember 2014 | Tema: The Moment to Share Love |
|
|
|
|
|
Ternyata Salah |
|
Roma 12:9-10 |
|
|
|
|
|
|
Kampung di sebuah desa mendadak ramai sore itu. Penduduk kampung dihebohkan oleh kehadiran seorang perempuan gila yang tiba-tiba mengetok pintu dari rumah ke rumah. Maka anak-anak muda kampung itu sepakat untuk mengusir perempuan gila tersebut. Mereka datang berkumpul dengan membawa pecut, tali, juga karung. Tujuan mereka untuk menakut-nakuti perempuan itu agar pergi dari kampung.
Benar yang terjadi. Perempuan gila itu lari pergi menjauh dari kampung itu kira-kira pukul delapan malam. Tetapi hari ketiga setelah kejadian itu, perempuan itu datang lagi. Namun langsung menuju sebuah rumah yang hanya dihuni oleh seorang janda dan dua orang anaknya. Malam itu kira-kira pukul tujuh, dari luar rumah, ia berteriak meminta makan dan minum. Oleh ibu janda itu, ia diberi makan nasi ala kadarnya yang ditaruh di dalam sebuah tempurung kelapa. Dan perempuan itu makan dengan lahapnya. Setelah makan, kira-kira pukul sepuluh malam, perempuan gila itu lagi pergi entah ke mana. Tetapi saat lapar, ia kembali ke rumah janda itu untuk minta makan.
Setelah empat hari, orang kampung itu dikagetkan dengan datangnya satu unit mobil polisi. Ternyata mobil itu datang untuk menjemput perempuan gila tersebut. Lima hari setelah kepergiannya, banyak orang ditangkap oleh polisi dengan beb...selengkapnya » |
Kampung di sebuah desa mendadak ramai sore itu. Penduduk kampung dihebohkan oleh kehadiran seorang perempuan gila yang tiba-tiba mengetok pintu dari rumah ke rumah. Maka anak-anak muda kampung itu sepakat untuk mengusir perempuan gila tersebut. Mereka datang berkumpul dengan membawa pecut, tali, juga karung. Tujuan mereka untuk menakut-nakuti perempuan itu agar pergi dari kampung.
Benar yang terjadi. Perempuan gila itu lari pergi menjauh dari kampung itu kira-kira pukul delapan malam. Tetapi hari ketiga setelah kejadian itu, perempuan itu datang lagi. Namun langsung menuju sebuah rumah yang hanya dihuni oleh seorang janda dan dua orang anaknya. Malam itu kira-kira pukul tujuh, dari luar rumah, ia berteriak meminta makan dan minum. Oleh ibu janda itu, ia diberi makan nasi ala kadarnya yang ditaruh di dalam sebuah tempurung kelapa. Dan perempuan itu makan dengan lahapnya. Setelah makan, kira-kira pukul sepuluh malam, perempuan gila itu lagi pergi entah ke mana. Tetapi saat lapar, ia kembali ke rumah janda itu untuk minta makan.
Setelah empat hari, orang kampung itu dikagetkan dengan datangnya satu unit mobil polisi. Ternyata mobil itu datang untuk menjemput perempuan gila tersebut. Lima hari setelah kepergiannya, banyak orang ditangkap oleh polisi dengan beberapa kasus, diantaranya perjudian. Ternyata perempuan tersebut hanya berpura-pura gila. Ia adalah seorang informan polisi. Dan ibu janda itu diberi penghargaan dan apa yang telah diberikan kepada informan tersebut diganti. Ibu janda tersebut sangat menyesal karena ia tidak menghargai perempuan gila tersebut secara layak.
Kadang-kadang kita bersikap pilih-pilih dalam berbuat kasih kepada sesama. Kalau orang itu dianggap baik dan berguna bagi kita, kebaikkan kita diada-adakan. Tetapi jika orang itu tidak punya apa-apa, kebaikan hanya seadanya. Kebaikan seperti di atas tidak layak bagi orang percaya di hadapan Allah. Kebaikan kita janganlah pura-pura, tetapi hendaklah keluar dari dasar hati kita (Roma 12:9, 10). Yesus adalah teladan hidup dalam kita mengasihi. Ia mengorbankan sepenuh hidup-Nya bagi kita tanpa melihat sisi kekurangan atau kelebihan kita (Yohanes 15:13). |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|