Rabu, 06 Mei 2015 | Tema: Generasi Yang Melakukan Kehendak Allah
Tidak Lebih, Tidak Kurang
1 Petrus 4:1-2
Gadis remaja itu menatap tumpukan kaset yang dikumpulkannya dalam sebuah kardus besar. Itu adalah koleksi yang dibeli dari uang sakunya sejak SD sampai SMA. Kaset-kaset itu telah menemaninya sekian lama sehingga ia hafal sebagian besar lagunya di luar kepala. Beberapa di antaranya bahkan menyimpan kenangan yang sangat mendalam.
Tetapi sore itu satu demi satu ia meraih kaset-kasetnya dan mengeluarkannya dari kemasan. Satu per-satu diurainya pita kaset yang biasanya diperlakukan dengan hati-hati. Digapainya gunting dan dikoyaknya pita-pita coklat tua yang berkilau dan panjang bergelombang. Sore itu si gadis remaja memusnahkan koleksinya.
Tindakan itu membuatnya menjadi bahan tertawaan sepupunya. Sasaran cibiran paman dan bibinya. Namun ia bersikukuh melanjutkannya sampai semua koleksinya tak bersisa. Mengapa? Berawal dari seorang gadis remaja yang rindu berlaku sesuai kehendak Tuhan, setelah bertahun-tahun melupakan-Nya. Kehausan untuk menaati Tuhan, tanpa bimbingan. Berkeliling dari satu KKR ke KKR lain. Hadir dari satu...selengkapnya »
Gadis remaja itu menatap tumpukan kaset yang dikumpulkannya dalam sebuah kardus besar. Itu adalah koleksi yang dibeli dari uang sakunya sejak SD sampai SMA. Kaset-kaset itu telah menemaninya sekian lama sehingga ia hafal sebagian besar lagunya di luar kepala. Beberapa di antaranya bahkan menyimpan kenangan yang sangat mendalam.
Tetapi sore itu satu demi satu ia meraih kaset-kasetnya dan mengeluarkannya dari kemasan. Satu per-satu diurainya pita kaset yang biasanya diperlakukan dengan hati-hati. Digapainya gunting dan dikoyaknya pita-pita coklat tua yang berkilau dan panjang bergelombang. Sore itu si gadis remaja memusnahkan koleksinya.
Tindakan itu membuatnya menjadi bahan tertawaan sepupunya. Sasaran cibiran paman dan bibinya. Namun ia bersikukuh melanjutkannya sampai semua koleksinya tak bersisa. Mengapa? Berawal dari seorang gadis remaja yang rindu berlaku sesuai kehendak Tuhan, setelah bertahun-tahun melupakan-Nya. Kehausan untuk menaati Tuhan, tanpa bimbingan. Berkeliling dari satu KKR ke KKR lain. Hadir dari satu persekutuan ke persekutuan lain. Diberi asupan pengajaran demi pengajaran yang tak selalu bisa dipertanggungjawabkan. Ujung-ujungnya ia meyakini dan mengikuti ajaran pembicara yang ’sepertinya’ murni dan membawa kepada terobosan iman. Termasuk bakar-membakar semua buku dan kaset non-rohani. Yang menurut si pembicara adalah ’sesat’.
Peristiwa itu terjadi tiga puluh tahun yang lalu. Kini trend KKR dengan pembicara-pembicara yang sedang ’naik daun’ memang tak lagi segencar dulu. Ajaran-ajaran yang ’mencengangkan’ tak sebegitu menjamur seperti dulu. Namun bukan berarti para pembicara yang gemar mencari sensasi sudah punah. Dari masa ke masa itu selalu ada. Dan orang-orang yang rindu mengikuti kehendak Tuhan demikian mudahnya mengasup ajaran yang disodorkan tanpa menyaring lagi. Bisa jadi karena tak mengerti mana yang benar. Bisa juga karena terlalu percaya kepada pembicara. Generasi yang rindu melakukan kehendak Tuhan butuh bimbingan dan pendampingan agar tak mudah diombang-ambingkan oleh berbagai pengajaran.
Adakah kerinduan di hati kita untuk melakukan kehendak Tuhan? Kenali kebenaran Firman Tuhan. Tanpa dikurangi. Tanpa dilebih-lebihkan. Lakukan tepat seperti yang dikehendaki-Nya. Itulah yang menyenangkan hati Tuhan.