|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Miliki target rohani dan kejar dengan penuh antusias untuk bertumbuh dalam Tuhan, melebihi target untuk hal-hal lain. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Tidak Menyia-Nyiakan Energi |
|
Tidak Menyia-Nyiakan Energi |
|
Sabtu, 28 Februari 2015 | Tema: Love In Action |
|
|
|
|
|
Tidak Menyia-Nyiakan Energi |
|
Efesus 5:15-17; Ibrani 12:15-17 |
|
|
|
|
|
|
Dalam Efesus 5:16 kita diingatkan untuk mempergunakan waktu dengan bijaksana [redeeming the time]. Waktu adalah anugerah Tuhan yang harus kita pertanggung-jawabkan. Waktu itu “kejam”, terus bergerak tanpa ada yang bisa menghentikan, dan bila sudah berlalu tidak ada yang bisa mengembalikannya. Waktu yang diberikan kepada kita di dunia ini ada batasnya. Artinya pada suatu titik tertentu, waktu kita di dunia ini akan berhenti. Dalam mengisi waktu yang masih tersedia jangan sia-siakan energi kita untuk kegiatan yang tidak penting.
Dalam kenyataan atau pengalaman pribadi, secara sadar atau tidak, bisa dijumpai keadaan menyia-nyiakan energi, umpama berupa:
• Membuang kesempatan untuk melayani Tuhan, belajar kebenaran Firman Tuhan, berproses menuju kedewasaan.
• Asyik dengan hal-hal yang tidak penting sehingga tenaga, pikiran, perhatian, dan potensi yang ada tersita oleh hal-hal yang tidak memiliki dampak positif terhadap kehidupan kekal. Contoh sehari-hari bisa dari hal...selengkapnya » |
Dalam Efesus 5:16 kita diingatkan untuk mempergunakan waktu dengan bijaksana [redeeming the time]. Waktu adalah anugerah Tuhan yang harus kita pertanggung-jawabkan. Waktu itu “kejam”, terus bergerak tanpa ada yang bisa menghentikan, dan bila sudah berlalu tidak ada yang bisa mengembalikannya. Waktu yang diberikan kepada kita di dunia ini ada batasnya. Artinya pada suatu titik tertentu, waktu kita di dunia ini akan berhenti. Dalam mengisi waktu yang masih tersedia jangan sia-siakan energi kita untuk kegiatan yang tidak penting.
Dalam kenyataan atau pengalaman pribadi, secara sadar atau tidak, bisa dijumpai keadaan menyia-nyiakan energi, umpama berupa:
• Membuang kesempatan untuk melayani Tuhan, belajar kebenaran Firman Tuhan, berproses menuju kedewasaan.
• Asyik dengan hal-hal yang tidak penting sehingga tenaga, pikiran, perhatian, dan potensi yang ada tersita oleh hal-hal yang tidak memiliki dampak positif terhadap kehidupan kekal. Contoh sehari-hari bisa dari hal-hal sepele [bukan tidak boleh] yang hanya menyenangkan hati sesaat, umpama: menghabiskan waktu di depan TV, game online, shopping, berdandan, bacaan yang tidak sehat, berteman karib dengan orang yang tidak mengasihi/menghormati Tuhan, hobi yang membelenggu, dll.
Faktor penyebab:
• Mengikuti standar hidup “wajar” menurut orang dunia.
• Mencari kesenangan diri/banyak keinginan.
• Terbelenggu oleh “berhala” sehingga Tuhan dinomor-duakan [tidak setia kepada Tuhan = menjadikan dirinya musuh Allah, Yakobus 4:4].
Hal ini digambarkan seperti Esau yang menjual hak kesulungannya dengan sepiring makanan [Ibrani 12:16]. Status anak sulung adalah pribadi yang diberi anugerah untuk berkesempatan menjadi sempurna seperti Bapa [Matius 5:48] dan kesempatan istimewa untuk mewarisi kemuliaan bersama Tuhan Yesus [Roma 8:29-30]. Bahaya menjual hak kesulungan adalah tidak ada kesempatan untuk memperbaiki kesalahan meskipun sudah timbul penyesalan. Hal yang sangat mengerikan ini terjadi apabila tidak segera bertobat dan menggunakan waktu dengan bijaksana. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|