|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Jangan pernah berpikir untuk menang atas dosa jika kita tidak sanggup mendisiplin diri untuk menjauhi dosa dan hidup dalam jalan-Nya. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Tips Menang Atas Dosa |
|
Tips Menang Atas Dosa |
|
Senin, 16 Mei 2016 | Tema: Umat Yang Kudus |
|
|
|
|
|
Tips Menang Atas Dosa |
|
Ibrani 12:1-11 |
|
|
|
|
|
|
Paul John Gascoigne, sering dipanggil dengan nama Gazza, adalah bekas pemain sepak bola Inggris di era 1990an yang dikenal karena bakatnya dalam bermain sepak bola. Pada masa itu Gazza adalah pemain andalan bagi klub dan tim nasional Inggris yang dibelanya. Namun sayangnya, bakat luar biasa yang dimilikinya tidak dibarengi dengan tempramen dan gaya hidup yang baik, yang akhirnya berujung pada karier yang meredup dan hidup yang selalu dihantui ketakutan akan kematian. Gazza dikenal sebagai pribadi yang tempramental. Karakternya yang keras, kasar dan “meledak-ledak” menjadi awal mula kehancurannya. Hidupnya semakin terpuruk akibat kecanduannya terhadap alkohol. Akibatnya Gazza harus merelakan tubuhnya digerogoti berbagai macam penyakit dan bahkan hampir merenggut nyawanya. Hingga saat ini dia terus keluar masuk tempat rehabilitasi kecanduan alkohol guna menghilangkan kebiasaan buruknya dalam mengkonsumsi minuman beralkohol.
Ibrani 12 berbicara tentang berlomba dengan baik dalam perlombaan iman. Namun kata menang sama sekali tidak disebutkan di sana. Sebaliknya, sang penulis menekankan perlunya ketekunan dan disiplin. Ketekunan dan disiplin adalah kunci memenangkan pertandingan. Tanpa kedua hal itu, perlombaan tak dapat dimenangkan. Memenangkan suatu perlombaan m...selengkapnya » |
Paul John Gascoigne, sering dipanggil dengan nama Gazza, adalah bekas pemain sepak bola Inggris di era 1990an yang dikenal karena bakatnya dalam bermain sepak bola. Pada masa itu Gazza adalah pemain andalan bagi klub dan tim nasional Inggris yang dibelanya. Namun sayangnya, bakat luar biasa yang dimilikinya tidak dibarengi dengan tempramen dan gaya hidup yang baik, yang akhirnya berujung pada karier yang meredup dan hidup yang selalu dihantui ketakutan akan kematian. Gazza dikenal sebagai pribadi yang tempramental. Karakternya yang keras, kasar dan “meledak-ledak” menjadi awal mula kehancurannya. Hidupnya semakin terpuruk akibat kecanduannya terhadap alkohol. Akibatnya Gazza harus merelakan tubuhnya digerogoti berbagai macam penyakit dan bahkan hampir merenggut nyawanya. Hingga saat ini dia terus keluar masuk tempat rehabilitasi kecanduan alkohol guna menghilangkan kebiasaan buruknya dalam mengkonsumsi minuman beralkohol.
Ibrani 12 berbicara tentang berlomba dengan baik dalam perlombaan iman. Namun kata menang sama sekali tidak disebutkan di sana. Sebaliknya, sang penulis menekankan perlunya ketekunan dan disiplin. Ketekunan dan disiplin adalah kunci memenangkan pertandingan. Tanpa kedua hal itu, perlombaan tak dapat dimenangkan. Memenangkan suatu perlombaan memang menyenangkan, tetapi keharusan untuk berlari seringkali melelahkan. Untuk menjadi “atlet rohani”, kita harus menanggalkan semua beban dan dosa yang merintangi kita [ay. 1]. Hal ini memerlukan disiplin. Kita harus tekun demi memperoleh sukacita yang telah disediakan bagi kita sesudah menyelesaikan perlombaan.
Perlombaan iman memang unik karena kita bertanding melawan diri sendiri, bukan orang lain. Agar kita dapat menang atas dosa dan keegoisan, kita harus mau menerima pendisiplinan yang penuh kasih dari Allah. Dengan mengetahui bahwa kita pasti menang dan bebas dari dosa, kita tidak akan berkeberatan menanggung ganjaran pendisiplinan itu. Kemenangan sudah disiapkan Tuhan bagi umat-Nya. Permasalahannya adalah apakah kita mau mendisiplin diri untuk tetap hidup kudus dan benar di hadapan Tuhan. Umat Tuhan harus bersedia meninggalkan “hidup lama” dan berjalan menatap masa depan bersama Kristus. Marilah kita melangkah meraih kemenangan dalam “perlombaan rohani” itu bersama dengan Kristus.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|