|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Berilah kesempatan Allah menolong kita dengan menjaga diri kita dengan baik. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Tuhan Membantu Mereka Yang Membantu Dirinya |
|
Tuhan Membantu Mereka Yang Membantu Dirinya |
|
Selasa, 22 Agustus 2017 |
|
|
|
|
|
Tuhan Membantu Mereka Yang Membantu Dirinya |
|
Mazmur 46:2 |
|
|
|
|
|
|
Saat akhir kelas, salah satu mahasiswa menanyakan bahan-bahan ujian yang akan saya ujikan di akhir semester. Kebetulan waktu itu saya belum mengakhiri jam perkuliahan, maka saya membuat kesepakatan bentuk soal dan cara ujiannya. Saya mengajukan dua pilihan, yaitu openbook atau membuat paper. Karena semua sepakat memilih ujian openbook, maka saya mempersilahkan mahasiswa membawa buku yang menurut mereka mendukung ujian.
Ketika ujian, saya melihat semua mahasiswa membawa bermacam-macam buku. Tetapi ada seorang mahasiswa tidak membawa buku satupun, dia hanya membawa selembar kertas soal ujian dan dua lembar folio. Sontak saya bertanya, “Loh, kamu kok nggak bawa buku atau catatan kuliah satupun, apakah sudah siap semua?” Jawabnya, “Saya tidak punya buku, Pak sedang buku catatan, saya lupa menaruhnya.” Dan dapat ditebak, mahasiswa tersebut tidak bisa mengerjakan soal satupun. Akhirnya ia mendapat nilai E. Peristiwa tersebut memperlihatkan seseorang yang tidak berusaha membantu dirinya sendiri agar berhasil. Memang dia sudah berdoa minta Tuhan memperlancar ujiannya, tetapi tanpa usaha membantu dirinya, mana mungki...selengkapnya » |
Saat akhir kelas, salah satu mahasiswa menanyakan bahan-bahan ujian yang akan saya ujikan di akhir semester. Kebetulan waktu itu saya belum mengakhiri jam perkuliahan, maka saya membuat kesepakatan bentuk soal dan cara ujiannya. Saya mengajukan dua pilihan, yaitu openbook atau membuat paper. Karena semua sepakat memilih ujian openbook, maka saya mempersilahkan mahasiswa membawa buku yang menurut mereka mendukung ujian.
Ketika ujian, saya melihat semua mahasiswa membawa bermacam-macam buku. Tetapi ada seorang mahasiswa tidak membawa buku satupun, dia hanya membawa selembar kertas soal ujian dan dua lembar folio. Sontak saya bertanya, “Loh, kamu kok nggak bawa buku atau catatan kuliah satupun, apakah sudah siap semua?” Jawabnya, “Saya tidak punya buku, Pak sedang buku catatan, saya lupa menaruhnya.” Dan dapat ditebak, mahasiswa tersebut tidak bisa mengerjakan soal satupun. Akhirnya ia mendapat nilai E. Peristiwa tersebut memperlihatkan seseorang yang tidak berusaha membantu dirinya sendiri agar berhasil. Memang dia sudah berdoa minta Tuhan memperlancar ujiannya, tetapi tanpa usaha membantu dirinya, mana mungkin ia bisa berhasil.
Saya teringat dengan peristiwa Esau dan Yakub dalam Kejadian 27:1-40. Dalam pasal tersebut kita membaca bahwa Esau telah kehilangan hak kesulungan. Sebenarnya Allah telah memberikan hak kesulungan itu kepada Esau, tetapi dia tidak bisa menjaganya dengan baik. Hanya karena masalah perut, Esau menukarnya dengan semangkuk kacang merah dan roti [Kejadian 25:30-34]. Esau menganggap remeh anugerah Allah.
Lalu apa yang dapat kita pelajari dari kisah tersebut sehubungan dengan pergumulan kita agar Tuhan membantu kita? Pertama, Tuhan membantu kita yang mau mengendalikan keinginan nafsu kita. Esau kehilangan hak kesulungan hanya karena nafsu sesaat, tapi dampaknya kemuliaan dan kemahsyuran hilang darinya [Kejadian 27:30]. Kendalikan nafsu duniawai kita agar Tuhan menolong kita. Kedua, Allah membantu orang yang tidak meremehkan Anugerah-Nya. Anugrah terbesar dari Allah adalah keselamatan melalui pengorbanan Kristus di kayu salib. Barangsiapa tidak menghargainya, keselamatan akan diambil darinya [Markus 8:36]. Ketiga, Allah menolong kita yang mampu berpikir baik dan benar. Esau tidak bisa berpikir dengan baik sehingga mengambil keputusan yang salah. Hanya karena lelah dan lapar, masa depannya ditukar dengan nafsu sesaat sehingga ia kehilangan berkat Allah [Kejadian 25:32].
Allah memang tempat perlindungan kita, namun perlu dipahami bahwa Allah membantu atau menolong kepada siapa yang mau membantu dirinya sendiri. Artinya, kita yang mau memberi kesempatan kepada Allah dan tidak mengerjakan hal-hal yang menghambat datangnya pertolongan Allah pada kita.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|