|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Tujuan Yang Pasti |
|
Tujuan Yang Pasti |
|
Rabu, 14 Januari 2015 | Tema: Lebih Baik Dari Kemarin |
|
|
|
|
|
Tujuan Yang Pasti |
|
Filipi 1:21-22 |
|
|
|
|
|
|
Florence Chadwick adalah wanita pertama yang berenang menyeberangi selat Inggris bolak-balik. Pada usia 34 tahun, ia ingin menjadi wanita pertama yang berenang dari pulau Catalina menuju pesisir California. Jutaan orang menyaksikan perjuangannya melalui TV pada tanggal 04 Juli 1952. Ia berjuang di hamparan lautan yang kelihatan seperti padang es yang tak bertepi dan dikelilingi kabut yang sangat tebal, sehingga ia tidak dapat melihat apa-apa. Hampir 16 jam ia sudah berenang. Ketika jarak kurang 800 meter, ia minta ditarik ke perahu pengawalnya di mana Ibu dan pelatihnya memberi semangat dan dorongan. Ketika ditanya mengapa, ia menjawab, “Begini, Saya tidak mencoba membela diri, tetapi seandainya saja saya dapat “melihat” daratan, mungkin saya akan “berhasil.” Yang membuat Florence gagal bukanlah air laut yang dingin menusuk kulit atau kelelahan melainkan kabut gelap yang menghalanginya melihat tujuan pasti.
Florence tidak tinggal diam, dua bulan kemudian ia mencoba lagi. Kali ini dia berenang dengan penuh keyakinan sambil membayangkan dengan jelas tujuan yang pasti yang akan dicapainya. Kabut yang sama tebalnya membuat ia tidak bisa melihat dengan matanya, tetapi ia bisa melihat dengan pikirannya. Dengan pasti, ia menggambar dengan pikirannya bahwa di balik kabut it...selengkapnya » |
Florence Chadwick adalah wanita pertama yang berenang menyeberangi selat Inggris bolak-balik. Pada usia 34 tahun, ia ingin menjadi wanita pertama yang berenang dari pulau Catalina menuju pesisir California. Jutaan orang menyaksikan perjuangannya melalui TV pada tanggal 04 Juli 1952. Ia berjuang di hamparan lautan yang kelihatan seperti padang es yang tak bertepi dan dikelilingi kabut yang sangat tebal, sehingga ia tidak dapat melihat apa-apa. Hampir 16 jam ia sudah berenang. Ketika jarak kurang 800 meter, ia minta ditarik ke perahu pengawalnya di mana Ibu dan pelatihnya memberi semangat dan dorongan. Ketika ditanya mengapa, ia menjawab, “Begini, Saya tidak mencoba membela diri, tetapi seandainya saja saya dapat “melihat” daratan, mungkin saya akan “berhasil.” Yang membuat Florence gagal bukanlah air laut yang dingin menusuk kulit atau kelelahan melainkan kabut gelap yang menghalanginya melihat tujuan pasti.
Florence tidak tinggal diam, dua bulan kemudian ia mencoba lagi. Kali ini dia berenang dengan penuh keyakinan sambil membayangkan dengan jelas tujuan yang pasti yang akan dicapainya. Kabut yang sama tebalnya membuat ia tidak bisa melihat dengan matanya, tetapi ia bisa melihat dengan pikirannya. Dengan pasti, ia menggambar dengan pikirannya bahwa di balik kabut itu pasti ada daratan. Kali ini ia berhasil! Ia menjadi wanita pertama yang berhasil menyeberangi Selat Catalina melampaui rekor yang dibuat oleh perenang pria dengan selisih dua jam.
Kisah ini mengajarkan kepada kita tentang satu hal yang sangat penting yaitu, harus ada tujuan yang pasti dalam hidup kita. Jika tidak, kemungkinan besar kita akan kehilangan arah, putus asa, berhenti melangkah, tersesat, dan seterusnya.
Rasul Paulus memberi kesaksian tentang hidupnya setelah dia ditangkap oleh Kristus, Dia memiliki tujuan yang pasti dalam hidupnya. Baginya, hidup adalah Kristus, mati adalah keuntungan, hidup di dunia adalah bekerja memberi buah. Dia terus berjuang, mengejar, berlari-lari kepada tujuan, mendapatkan hadiah panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus (Filipi 3:12-14). Akhirnya dia berkata, dia telah mengakhiri pertandingan yang baik dan memperoleh mahkota kebenaran (2 Timotius 4:7-8). |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|