|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Ukhuwah Nasraniyah |
|
Ukhuwah Nasraniyah |
|
Sabtu, 25 Juni 2016 | Tema: Kesatuan Tubuh Kristus |
|
|
|
|
|
Ukhuwah Nasraniyah |
|
Yohanes 17:20-23 |
|
|
|
|
|
|
Lain dulu lain sekarang. Kekristenan yang pernah begitu berpengaruh di Eropa, sekarang tidak lagi. Kekristenan di Eropa kian hari kian merosot. Beberapa gedung gereja terpaksa dijual karena tidak ada lagi jemaat yang beribadah di sana. Gedung-gedung itu kemudian beralih fungsi menjadi museum dan masjid. “Mengapa bisa terjadi demikian?” tanya Benay dalam hati.
Tak perlu jauh-jauh. Beberapa kantong-kantong Kristen di tanah air menunjukkan kemunduran. Sebut saja Sulawesi Utara dan Papua misalnya. Di Sulawesi Utara berdiri gedung-gedung gereja nan megah di hampir setiap sudut daerah. Menunjukkan pengaruh kekristenan yang kuat di sana.. Namun sampai berapa lamakah pengaruh ini? Perseteruan yang berakibat perpecahan gereja, tingginya tingkat perselingkuhan dan perceraian di kalangan Kristen, “melempemnya” pekabaran Injil, berbanding terbalik dengan gencarnya dakwah dan pertumbuhan penduduk non Kristen. “Ini adalah sinyal yang tak bisa dipandang remeh”, gumam Benay....selengkapnya » |
Lain dulu lain sekarang. Kekristenan yang pernah begitu berpengaruh di Eropa, sekarang tidak lagi. Kekristenan di Eropa kian hari kian merosot. Beberapa gedung gereja terpaksa dijual karena tidak ada lagi jemaat yang beribadah di sana. Gedung-gedung itu kemudian beralih fungsi menjadi museum dan masjid. “Mengapa bisa terjadi demikian?” tanya Benay dalam hati.
Tak perlu jauh-jauh. Beberapa kantong-kantong Kristen di tanah air menunjukkan kemunduran. Sebut saja Sulawesi Utara dan Papua misalnya. Di Sulawesi Utara berdiri gedung-gedung gereja nan megah di hampir setiap sudut daerah. Menunjukkan pengaruh kekristenan yang kuat di sana.. Namun sampai berapa lamakah pengaruh ini? Perseteruan yang berakibat perpecahan gereja, tingginya tingkat perselingkuhan dan perceraian di kalangan Kristen, “melempemnya” pekabaran Injil, berbanding terbalik dengan gencarnya dakwah dan pertumbuhan penduduk non Kristen. “Ini adalah sinyal yang tak bisa dipandang remeh”, gumam Benay.
Papua yang dulu mayoritas Kristen, sekarang tidak dapat lagi disebut demikian. Jumlah penduduk pendatang yang non-Kristen kian seimbang dengan penduduk asli. Bahkan di antara penduduk asli Papua kian bertambah jumlah orang yang meninggalkan kekristenan. Fenomena ini bukan saja terjadi di daerah pesisir tetapi sampai di pedalaman-pedalaman Papua. “Apa yang harus kita buat?” pikir Benay kian dalam.
Teringatlah Benay oleh nasihat Mbah Wanidy, pemilik sekaligus pengelola warung angkringan seberang gereja. “Ojo grusa-grusu dalam menyikapi masalah. Jangan dianggap remeh tetapi jangan dibesar-besarkan pula”, ujar Mbah Wanidy kala itu. Bagi Benay nasihat yang keluar dari bibir keriput Mbah Wanidy perlu direnungkan oleh kita semua. Apakah selama ini kita cenderung berfokus pada diri sendiri? Pada pelayanan di dalam gereja sendiri? Sibuk menciptakan dan memelihara masalah di kalangan sendiri? Sehingga fenomena-fenomena kemunduran kekristenan kita anggap sepi. Kita anggap bukan urusan kita. Atau kita ada rasa kuatir dan prihatin tetapi sibuk mencari kambing hitam karena sebenarnya kita tidak mau terlibat. Benay masih terus berpikir mencari jawab. Sekonyong-konyong terbit dalam benaknya sebuah pengertian. “Tubuh Kristus”, gumamnya, “Ya, mewujudkan hidup dan beban bersama sebagai bagian tubuh Kristus sangat penting karena merupakan sarana yang dasyat dalam mencegah dan menghadapi tantangan masa kini. Tetapi bagaimana membangun ukhuwah nasraniyah ini?”
Jemaat yang terkasih, marilah kita wujudkan ukhuwah nasraniyah. Ingatlah akan kerinduan Tuhan agar orang-orang percaya menjadi satu sehingga kesaksian Injil tidak terhalang. Kesatuan akan dapat kita wujudkan jika tiap-tiap kita telah mampu keluar dari mengutamakan kepentingan diri sendiri. Belajar membangun kebersamaan dan kesehatian antar jemaat dan antar gereja dengan mengutamakan kerinduan Tuhan di atas segalanya. Dengan demikian kesaksian Injil terpancar nyata dan kiranya gereja Tuhan semakin berkembang.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|