|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Belajarlah memiliki hati seperti anak kecil, maka hidup kita akan diubahkan Tuhan. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Ungkapan Hati Anak Kecil |
|
Ungkapan Hati Anak Kecil |
|
Selasa, 09 Mei 2017 |
|
|
|
|
|
Ungkapan Hati Anak Kecil |
|
Matius 18:2-4 |
|
|
|
|
|
|
Seorang gadis kecil dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga seorang pengusaha. Walaupun sangat sibuk mengurus bisnis mebelnya, orangtua selalu memberi perhatian pada pendidikan karakter dan kerohanian anaknya. Sang ibu selalu mengajaknya untuk rajin berdoa dan membaca Alkitab dengan kesungguhan sejak mulai play group karena sang ibu mengajarkan bahwa berdoa itu bertemu dan berbicara kepada Tuhan secara langsung walaupun tidak terlihat oleh mata, dan baca Alkitab dengan kesungguhan karena Tuhan sedang berbicara. Sebagai anak kecil yang polos dan lugu, ia setia melakukan kebiasaan yang diajarkan.
Karena sudah semakin besar, maka si gadis harus mulai berdoa dan membaca Alkitab sendiri. Seperti biasa pukul 21.00 si gadis kecil itu membaca Alkitab, berdoa dan tidur, tetapi malam itu merupakan hari pertama tanpa ditunggu orangtuanya. Tanpa sepengetahuan, sang ibu menunggu di depan kamar. Tiba-tiba si gadis itu menangis terisak-isak di tengah-tengah doanya. Sepontan sang ibu kaget dan dengan reflek membuka pintu kamar dan berlari mendekap sambil bertanya lirih, ”Anakku, mengapa kamu menangis?” Gadis itu menjawab, “Saya masih berbicara dengan Tuhan Yesus, Bu.” Ibunya kembali bertanya, ”Mengapa kamu berdoa sambil menangis?” Gadis kecil itu menjawab, ”Bukank...selengkapnya » |
Seorang gadis kecil dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga seorang pengusaha. Walaupun sangat sibuk mengurus bisnis mebelnya, orangtua selalu memberi perhatian pada pendidikan karakter dan kerohanian anaknya. Sang ibu selalu mengajaknya untuk rajin berdoa dan membaca Alkitab dengan kesungguhan sejak mulai play group karena sang ibu mengajarkan bahwa berdoa itu bertemu dan berbicara kepada Tuhan secara langsung walaupun tidak terlihat oleh mata, dan baca Alkitab dengan kesungguhan karena Tuhan sedang berbicara. Sebagai anak kecil yang polos dan lugu, ia setia melakukan kebiasaan yang diajarkan.
Karena sudah semakin besar, maka si gadis harus mulai berdoa dan membaca Alkitab sendiri. Seperti biasa pukul 21.00 si gadis kecil itu membaca Alkitab, berdoa dan tidur, tetapi malam itu merupakan hari pertama tanpa ditunggu orangtuanya. Tanpa sepengetahuan, sang ibu menunggu di depan kamar. Tiba-tiba si gadis itu menangis terisak-isak di tengah-tengah doanya. Sepontan sang ibu kaget dan dengan reflek membuka pintu kamar dan berlari mendekap sambil bertanya lirih, ”Anakku, mengapa kamu menangis?” Gadis itu menjawab, “Saya masih berbicara dengan Tuhan Yesus, Bu.” Ibunya kembali bertanya, ”Mengapa kamu berdoa sambil menangis?” Gadis kecil itu menjawab, ”Bukankah ibu berkata kalau kita berdoa itu sedang berbicara dengan Tuhan Yesus, dan Tuhan melihat, mendengar dan dekat dengan kita. Maka aku menangis berdoa menyerahkan kesedihanku pada Tuhan Yesus agar Dia cepat menjawab doaku.” Dan ibu itu bertanya lagi, ”Lah, doamu itu apa, sayang?” Jawab gadis itu, ”Aku menangis minta kepada Tuhan Yesus agar segera mengingatkan papa supaya tidak lagi memarahi dan memukuli mama.”
Betapa polosnya hati anak kecil ini baik di hadapan sesama maupun di hadapan Tuhan. Hati seperti inilah yang Allah mau. Ketulusan, kesungguhan, tidak ada yang ditutupi. Untuk dapat mengerti kehendak Tuhan, kita harus belajar menjadi seperti anak kecil. Menjadi seperti anak kecil bukan berarti kita menjadi kekanak-kanakan, tetapi kita belajar akan sikap positif yang mereka miliki. Sikap yang seperti itulah merupakan sikap yang Tuhan inginkan ketika kita berjalan bersama dengan Dia. Matius 18:3-4 menyatakan: ’Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.’ Ada 3 kata penting yang harus kita lakukan, yaitu: pertama, mau bertobat. Yaitu meninggalkan ’keakuan’ berubah menjadi ’berserah’ kepada Tuhan. Kedua, merendahkan hati. Menunjukan sikap yg mau taat, patuh dan tekun. Ketiga, bergantung penuh kepada Tuhan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|