|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
‘.... Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh. Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Jurselamat kita, Yesus Kristus....’ [2 Petrus 3:17-18] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Yang Bertekun, Layak Menerima |
|
Yang Bertekun, Layak Menerima |
|
Senin, 26 Desember 2016 | Tema: Siap Menyambut KedatanganNya |
|
|
|
|
|
Yang Bertekun, Layak Menerima |
|
Filipi 2:12-18; Ibrani 10:31-39 |
|
|
|
|
|
|
Keledai memiliki tampilan fisik yang lebih kecil daripada kuda. Pada masa hidup Yesus, keledai adalah binatang yang dipakai bekerja, biasanya untuk mengangkat barang [beban] ataupun menjadi tunggangan menempuh perjalanan. Umumnya dimiliki oleh rakyat biasa. Beda lagi halnya dengan kuda. Kuda lebih besar dan lebih gagah dari keledai. Umumnya kuda dimanfaatkan sebagai tunggangan perang atau menarik kereta-kereta perang dan dipelihara oleh kalangan bangsawan ataupun orang kaya.
Menginjak akhir masa pelayanan-Nya, ketika hendak memasuki kota Yerusalem, Tuhan Yesus memanfaatkan ‘jasa’ keledai sebagai tunggangannya. Ada unsur kesengajaan mengapa Ia lebih memilih menggunakan keledai dan bukan kuda. Yang pertama, merupakan penggenapan dari nubuatan yang disampaikan dalam Zakharia 9:9 yang menyatakan bahwa Mesias datang mengendarai seekor keledai; Dan yang kedua, untuk menegaskan pelayanan-Nya adalah pelayanan pendamaian.
Berbeda sekali dengan penampilan Tuhan Yes...selengkapnya » |
Keledai memiliki tampilan fisik yang lebih kecil daripada kuda. Pada masa hidup Yesus, keledai adalah binatang yang dipakai bekerja, biasanya untuk mengangkat barang [beban] ataupun menjadi tunggangan menempuh perjalanan. Umumnya dimiliki oleh rakyat biasa. Beda lagi halnya dengan kuda. Kuda lebih besar dan lebih gagah dari keledai. Umumnya kuda dimanfaatkan sebagai tunggangan perang atau menarik kereta-kereta perang dan dipelihara oleh kalangan bangsawan ataupun orang kaya.
Menginjak akhir masa pelayanan-Nya, ketika hendak memasuki kota Yerusalem, Tuhan Yesus memanfaatkan ‘jasa’ keledai sebagai tunggangannya. Ada unsur kesengajaan mengapa Ia lebih memilih menggunakan keledai dan bukan kuda. Yang pertama, merupakan penggenapan dari nubuatan yang disampaikan dalam Zakharia 9:9 yang menyatakan bahwa Mesias datang mengendarai seekor keledai; Dan yang kedua, untuk menegaskan pelayanan-Nya adalah pelayanan pendamaian.
Berbeda sekali dengan penampilan Tuhan Yesus yang dinubuatkan dalam Wahyu 19:11. Di akhir zaman, Tuhan Yesus digambarkan menunggangi seekor kuda. Hal ini menegaskan bahwa Ia datang sebagai Raja yang menghakimi dan berperang melawan kejahatan. Memang sangat berbeda, tetapi sebenarnya menunjukkan gambaran pribadi Kristus yang lebih lengkap. Dia adalah Raja damai sekaligus Hakim yang adil.
Fakta tersebut hendaknya menyadarkan kita, setiap pribadi yang telah mengalami pendamaian dengan Allah di dalam Kristus, berusaha dengan sungguh-sungguh hidup dalam kebenaran. Rasul Paulus menasihatkan “kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar.... supaya tiada beraib dan bernoda....” Penulis Ibrani juga memperingatkan agar kita yang telah menerima terang ilahi tetap tekun dalam perjuangan iman. Jangan kita mengundurkan diri dan melepaskan kepercayaan bagaimanapun keadaannya dan selalu melakukan kehendak-Nya karena Tuhan akan menghakimi umat-Nya.
Jemaat Tuhan yang terkasih, sungguhlah bijaksana jika kita terus hidup dalam kebenaran. Menjauhkan diri dari segala dosa dan kejahatan; bertekun dalam iman dan melakukan kebenaran supaya kita layak menerima upah yang dijanjikan pada hari kedatangan-Nya kelak. Karena itu perlombaan iman yang kita jalani dengan susah payah tidak akan pernah sia-sia.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|