|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Jadikan pengampunan itu gaya hidup kita sebagai orang percaya.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Yes...Aku Bisa |
|
Yes...Aku Bisa |
|
Senin, 04 Agustus 2014 | Tema: No Fear |
|
|
|
|
|
Yes...Aku Bisa |
|
1 Yohanes 4:20 |
|
|
|
|
|
|
Hampir 8 tahun saya terjerembab dalam dosa tidak bisa mengampuni. Selama itu saya merasakan kehilangan sukacita sejati. Apa yang saya gumulkan di hadapan Tuhan seperti berhenti di tengah jalan. Selama itu pula saya tidak pernah menemukan penyebab mengapa hidup saya terasa tidak menemukan berkat Allah.
Dosa ini dimulai ketika saya sekeluarga di usir oleh kakak ipar dari rumah yang kami bangun, sedang kami tidak tahu permasalahnnya. Saya dendam kepadanya karena saya merasa rumah itu dibangun juga dengan hasil keringat saya dan kakak tidak membantu sama sekali. Kami sekeluarga pergi meninggalkan rumah itu tanpa keluar kata apapun, tetapi amarah dan dendam mendera hati ini. Selama itu saya tidak pernah tegur sapa walaupun bertemu. Tetapi selama itu pula hidup kami, walaupun melayani Tuhan, tetap tidak menemukan damai sejahtera Allah. Kami merasakan hidup ini selalu kurang dalam segala hal.
Puji Tuhan, melalui 1 Yohanes 4:20 yang mengatakan, ”Jikalau seorang berkata: ‘Aku mengasihi Allah,’ dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya.&rdqu...selengkapnya » |
Hampir 8 tahun saya terjerembab dalam dosa tidak bisa mengampuni. Selama itu saya merasakan kehilangan sukacita sejati. Apa yang saya gumulkan di hadapan Tuhan seperti berhenti di tengah jalan. Selama itu pula saya tidak pernah menemukan penyebab mengapa hidup saya terasa tidak menemukan berkat Allah.
Dosa ini dimulai ketika saya sekeluarga di usir oleh kakak ipar dari rumah yang kami bangun, sedang kami tidak tahu permasalahnnya. Saya dendam kepadanya karena saya merasa rumah itu dibangun juga dengan hasil keringat saya dan kakak tidak membantu sama sekali. Kami sekeluarga pergi meninggalkan rumah itu tanpa keluar kata apapun, tetapi amarah dan dendam mendera hati ini. Selama itu saya tidak pernah tegur sapa walaupun bertemu. Tetapi selama itu pula hidup kami, walaupun melayani Tuhan, tetap tidak menemukan damai sejahtera Allah. Kami merasakan hidup ini selalu kurang dalam segala hal.
Puji Tuhan, melalui 1 Yohanes 4:20 yang mengatakan, ”Jikalau seorang berkata: ‘Aku mengasihi Allah,’ dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya.” Saya diingatkan begitu jelas sekali dosa kesalahan saya sehingga mengalami kemerosotan rohani yang mengakibatkan kehilangan berkat Allah. Dua tahun lalu saya menemui kakak ipar, saya minta maaf dan saya mengasihi mereka, Dan luar biasa damai yang telah hilang itu kembali, bahkan berkat-berkat Allah yang selama ini tersumbat mengalir deras.
AKU BISA MENGAMPUNI mereka yang telah menyakitiku, itulah kunci pemulihan pada diri saya. Beban yang saya pikul terasa terhempas begitu saja setelah pengampunan dan kasih itu saya lakukan. Sebagai seorang yang mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, sudah seharusnya sifat mau mengampuni menjadi gaya hidup kita. Mengapa harus mengampuni? Pertama, supaya Iblis tidak mengambil keuntungan dari kita dan kita bebas dari hal-hal yang merugikan kita (2 Korintus 2:10-11). Kedua, Bapa di Surga akan mengampuni kita juga, jika kita mau melepaskan pengampunan kepada orang lain (Matius 6:15). Marilah kita belajar mengampuni karena Allah lebih dulu mengampuni kita. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|