Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (Roma 8:32)
Suatu ketika seorang ayah melarang anaknya untuk bermain sepakbola di siang hari dengan alasan cuaca yang begitu panas. Dan sang ayah menyarankan tentu akan lebih baik kalau anaknya istirahat atau belajar. Tetapi karena ajakan teman-temannya untuk bermain sepakbola dan kebetulan ayahnya juga sedang pergi, maka bermainlah anak tersebut. Setelah anak itu selesai bermain sepakbola ternyata ayahnya sudah di rumah, maka apa yang terjadi dengan anak itu? Dia takut untuk pulang ke rumah karena melanggar perintah orangtuanya.
Dari bacaan di atas Yesuspun pernah mengalami ketakutan yang begitu hebat sampai peluhnya bercampur darah. Bukan karena sebuah kesalahan, tetapi karena Dia harus menanggung dosa seluruh manusia di kayu salib. Kepada siapa Yesus terbuka menceritakan kesedihan hati-Nya? Dalam pergumulan-Nya yang berat, Dia menceritakan kesedihan hatinya kepada murid-murid terdekat-Nya dan juga kepada Bapa-Nya di sorga. Dalam ketakutan-Nya, Yesus terbuka kepada orang-orang dekat-Nya dan yang lebih penting adalah berserah kepada Bapa.
Setiap kita tentu pernah mengalami ketakutan dan banyak hal yang bisa membuat kita menjadi takut, namun bukankah semua sudah ditanggung ...selengkapnya »
Suatu ketika seorang ayah melarang anaknya untuk bermain sepakbola di siang hari dengan alasan cuaca yang begitu panas. Dan sang ayah menyarankan tentu akan lebih baik kalau anaknya istirahat atau belajar. Tetapi karena ajakan teman-temannya untuk bermain sepakbola dan kebetulan ayahnya juga sedang pergi, maka bermainlah anak tersebut. Setelah anak itu selesai bermain sepakbola ternyata ayahnya sudah di rumah, maka apa yang terjadi dengan anak itu? Dia takut untuk pulang ke rumah karena melanggar perintah orangtuanya.
Dari bacaan di atas Yesuspun pernah mengalami ketakutan yang begitu hebat sampai peluhnya bercampur darah. Bukan karena sebuah kesalahan, tetapi karena Dia harus menanggung dosa seluruh manusia di kayu salib. Kepada siapa Yesus terbuka menceritakan kesedihan hati-Nya? Dalam pergumulan-Nya yang berat, Dia menceritakan kesedihan hatinya kepada murid-murid terdekat-Nya dan juga kepada Bapa-Nya di sorga. Dalam ketakutan-Nya, Yesus terbuka kepada orang-orang dekat-Nya dan yang lebih penting adalah berserah kepada Bapa.
Setiap kita tentu pernah mengalami ketakutan dan banyak hal yang bisa membuat kita menjadi takut, namun bukankah semua sudah ditanggung oleh Yesus di atas salib Golgota. Ketika kita mengalami ketakutan, mari kita mau belajar seperti Yesus. Belajar terbuka kepada rekan-rekan yang dapat dipercaya dan siap memberikan dukungan. Juga datang kepada Bapa kita di sorga dan menceritakan semua pergumulan kita. Yang harus kita lakukan adalah membangun komunitas yang siap memberi dukungan. Dan yang terpenting adalah serahkan semua dan percayakan diri kita kepada Allah .