|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Lebih baik menderita karena mempertahankan kekudusan daripada menanggalkan jati diri kita sebagai umat tebusan-Nya. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Artikel Yang Dicaci Maki |
|
Artikel Yang Dicaci Maki |
|
Rabu, 25 Mei 2016 | Tema: Umat Yang Kudus |
|
|
|
|
|
Artikel Yang Dicaci Maki |
|
1 Petrus 3:13-17 |
|
|
|
|
|
|
Suatu hari saya dikejutkan oleh notifikasi facebook yang ternyata berisi caci-maki di kolom komentar unggahan saya. Unggahan itu merupakan artikel kesaksian kristiani yang dibagikan di grup yang berlabel kristiani pula. Namun jangan keliru, tak semua komunitas kristiani itu bertutur dan berlaku layaknya umat milik Kristus.
Meski hati terasa panas, saya menjawab komentar itu dan mengetikkan huruf demi huruf dengan tenang. Menjelaskan maksud artikel secara baik-baik dan tetap menghargai si pemberi komentar. Tak ada guna saling lempar omongan pedas, itu hanya akan memperburuk keadaan. Berhubung si pencaci tak punya alasan untuk melanjutkan makiannya, akhirnya ia malah memencet ’like’ di unggahan itu.
Hidup sebagai umat yang dikuduskan oleh Tuhan memang tidak mudah. Ada saja masalah yang terjadi di luar perkiraan kita. Entah besar atau kecil. Saat kita sudah berjalan lurus pun, bisa saja orang berniat menjegal langkah kita. Tetapi jangan takut karena jauh-jauh hari Fi...selengkapnya » |
Suatu hari saya dikejutkan oleh notifikasi facebook yang ternyata berisi caci-maki di kolom komentar unggahan saya. Unggahan itu merupakan artikel kesaksian kristiani yang dibagikan di grup yang berlabel kristiani pula. Namun jangan keliru, tak semua komunitas kristiani itu bertutur dan berlaku layaknya umat milik Kristus.
Meski hati terasa panas, saya menjawab komentar itu dan mengetikkan huruf demi huruf dengan tenang. Menjelaskan maksud artikel secara baik-baik dan tetap menghargai si pemberi komentar. Tak ada guna saling lempar omongan pedas, itu hanya akan memperburuk keadaan. Berhubung si pencaci tak punya alasan untuk melanjutkan makiannya, akhirnya ia malah memencet ’like’ di unggahan itu.
Hidup sebagai umat yang dikuduskan oleh Tuhan memang tidak mudah. Ada saja masalah yang terjadi di luar perkiraan kita. Entah besar atau kecil. Saat kita sudah berjalan lurus pun, bisa saja orang berniat menjegal langkah kita. Tetapi jangan takut karena jauh-jauh hari Firman Tuhan dalam 1 Petrus 3:14 sudah mengatakan, ’Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar.’
Di kala kita menghadapi masa-masa sulit, di situlah kita menghayati tuntunan Tuhan untuk tetap hidup kudus. Mengalami pertolongan Tuhan untuk tidak menyerah pada dorongan untuk menanggalkan kekudusan kita. Kekudusan yang sejati itu terwujud melalui sikap yang lemah lembut dan tetap menghargai orang lain di saat kita tertekan. Bukan muncul dalam bentuk pembelaan diri yang arogan [ayat 15 dan 16].
Kekudusan memang tidak menjanjikan kita bebas dari persoalan selama hidup di dunia ini. Meskipun demikian, kekudusan merupakan bagian dari jadi diri kita sebagai umat kepunyaan Tuhan. Apabila memang diizinkan oleh Tuhan, adalah lebih baik menderita karena mempertahankan kekudusan daripada menanggalkan jati diri kita sebagai umat tebusan-Nya.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|