|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Allah memberikan kemampuan kepada kita secara cuma-cuma, dan Allah mau agar kita memaksimalkannya sebagai bagian dari cara kita bersyukur kepada-Nya.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Berani Berbeda |
|
Berani Berbeda |
|
Jumat, 11 September 2015 | Tema: Pribadi Unggul |
|
|
|
|
|
Berani Berbeda |
|
Hakim-hakim 6:11-17 |
|
|
|
|
|
|
Dikisahkan, di sudut atap sebuah rumah yang sudah tua tampak seekor laba-laba yang bekerja membuat sarangnya dengan giat dan rajin setiap hari. Suatu hari hujan turun dengan derasnya dan angin bertiup sangat kencang. Rumah tua itu bocor di sana-sini dan sarang laba-laba pun rusak terkena bocoran air serta hempasan angin. Tembok menjadi basah dan licin. Tampak si laba-laba dengan susah payah berusaha merayap naik. Tetapi karena tembok licin, laba-laba pun terjatuh. Ia terus bersusah payah untuk merayap naik, tetapi jatuh dan jatuh lagi. Begitu terus berulang-ulang. Tetapi laba-laba itu ternyata tetap berusaha merayap naik dengan kegigihan yang luar biasa.
Dalam rumah tua itu dihuni oleh tiga orang kakak beradik yang masih muda usianya. Saat kejadian itu berlangsung, kebetulan mereka bertiga sedang menyaksikan tingkahlaku si laba-laba tadi. Dan mereka masing-masing memberi komentar yang berbeda melihat si laba-laba tersebut.
Si sulung dengan menghela napas berkata: ’Nasibku sama dengan laba-laba itu. Meskipun aku telah berusaha dengan susah payah dan terus menerus, tetapi tetap saja hasilnya nol. Sia-sia belaka! Mema...selengkapnya » |
Dikisahkan, di sudut atap sebuah rumah yang sudah tua tampak seekor laba-laba yang bekerja membuat sarangnya dengan giat dan rajin setiap hari. Suatu hari hujan turun dengan derasnya dan angin bertiup sangat kencang. Rumah tua itu bocor di sana-sini dan sarang laba-laba pun rusak terkena bocoran air serta hempasan angin. Tembok menjadi basah dan licin. Tampak si laba-laba dengan susah payah berusaha merayap naik. Tetapi karena tembok licin, laba-laba pun terjatuh. Ia terus bersusah payah untuk merayap naik, tetapi jatuh dan jatuh lagi. Begitu terus berulang-ulang. Tetapi laba-laba itu ternyata tetap berusaha merayap naik dengan kegigihan yang luar biasa.
Dalam rumah tua itu dihuni oleh tiga orang kakak beradik yang masih muda usianya. Saat kejadian itu berlangsung, kebetulan mereka bertiga sedang menyaksikan tingkahlaku si laba-laba tadi. Dan mereka masing-masing memberi komentar yang berbeda melihat si laba-laba tersebut.
Si sulung dengan menghela napas berkata: ’Nasibku sama dengan laba-laba itu. Meskipun aku telah berusaha dengan susah payah dan terus menerus, tetapi tetap saja hasilnya nol. Sia-sia belaka! Memang beginilah nasibku. Meskipun telah berusaha sekuat apapun percuma saja. Tidak bisa berubah!”
Pemuda kedua dengan santai berkomentar: ’Laba-laba itu bodoh sekali! Kenapa tidak mencari jalan yang kering dengan memutar, kemudian merayap naik? Aku tidak akan sebodoh dia. Kelak bila ada kesulitan, aku akan mencari jalan pintas. Aku pasti memakai otak, mencari akal untuk menghindari kesulitan. Tidak perlu bersusah payah menghadapinya.”
Lain lagi pendapat si bungsu. Melihat kegigihan laba-laba tadi, hatinya sangat tergugah. Beginilah komentarnya: ’Laba-laba itu begitu kecil, tetapi memiliki semangat pantang menyerah yang luar biasa! Dalam hal ketabahan dan keuletan, aku harus belajar dari semangat laba-laba itu. Dengan mencontoh semangat juang seperti itu, suatu hari aku pasti bisa meraih kesuksesan!”
Tuhan memberikan kemampuan yang luar biasa dalam tiap manusia sebagai bagian dari kekuatan yang ditaruh untuk menunjang hidupnya dalam menghadapi tantangan yang akan dihadapinya. Semua itu tergantung dari keputusan, sebab tanpa keberanian dan tekad yang bulat kesempatan sebaik apapun akan musnah dan hanya menjadi angan-angan belaka jika kita membiarkan kemampuan yang ada dalam diri kita. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|