|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Proses menuju kedewasaan tak bisa dipangkas. Semua dirancang Tuhan tepat pada waktunya. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Beranjak Dewasa Di Dalam Tuhan |
|
Beranjak Dewasa Di Dalam Tuhan |
|
Jumat, 18 November 2016 | Tema: Mencapai Kedewasaan Sesusi Kepenuhan Kristus |
|
|
|
|
|
Beranjak Dewasa Di Dalam Tuhan |
|
Kejadian 45:1-8 |
|
|
|
|
|
|
Diterimanya majalah bukti pemuatan artikel dan cairnya honorarium menulis adalah bukti bahwa seorang penulis melampaui fase amatir. Lembar-lembar naskah yang lolos editing dan diterbitkan menjadi buku pun merupakan fase menapaki profesionalisme. Orang yang tak paham akan mengira bahwa menulis itu gampang. Ternyata tak sesederhana itu.
Sebuah cerpen bisa berkali-kali ditolak dan harus ditulis ulang sebelum akhirnya diterima. Sebuah naskah buku bisa disingkirkan oleh banyak redaksi, menjalani lusinan perombakan, sebelum akhirnya berhasil naik cetak. Ada proses panjang untuk mengubah yang amatir menjadi profesional.
Kalaupun kini banyak buku yang terbit secara indie [tulis sendiri, modal sendiri, cari percetakan sendiri, promo sendiri, jual sendiri], tentu kualitasnya tak bisa disejajarkan dengan buku terbitan percetakan mayor [Gr****ia, Be***ng P*****a, dll]. Absennya proses pematangan berpengaruh pada kualitas isinya.
Hidup kekristenan pun butuh proses untuk menuju ...selengkapnya » |
Diterimanya majalah bukti pemuatan artikel dan cairnya honorarium menulis adalah bukti bahwa seorang penulis melampaui fase amatir. Lembar-lembar naskah yang lolos editing dan diterbitkan menjadi buku pun merupakan fase menapaki profesionalisme. Orang yang tak paham akan mengira bahwa menulis itu gampang. Ternyata tak sesederhana itu.
Sebuah cerpen bisa berkali-kali ditolak dan harus ditulis ulang sebelum akhirnya diterima. Sebuah naskah buku bisa disingkirkan oleh banyak redaksi, menjalani lusinan perombakan, sebelum akhirnya berhasil naik cetak. Ada proses panjang untuk mengubah yang amatir menjadi profesional.
Kalaupun kini banyak buku yang terbit secara indie [tulis sendiri, modal sendiri, cari percetakan sendiri, promo sendiri, jual sendiri], tentu kualitasnya tak bisa disejajarkan dengan buku terbitan percetakan mayor [Gr****ia, Be***ng P*****a, dll]. Absennya proses pematangan berpengaruh pada kualitas isinya.
Hidup kekristenan pun butuh proses untuk menuju kedewasaan. Seperti yang dialami Yusuf, kombinasi pengalaman yang menyakitkan dan menggembirakan, kegagalan dan keberhasilan, dirancang Tuhan untuk membawa umat-Nya berpindah dari tahap anak-anak ke tahap dewasa. Tak ada kebetulan, semua sudah terencana. Tak bisa dipangkas, semua ada waktunya.
Jadi, jalanilah proses yang disediakan Tuhan. Belajar mengatasi kesedihan tanpa menyalahkan. Belajar mengatasi kemarahan tanpa mengutuk. Belajar mengatasi kegagalan tanpa putus harapan. Belajar menikmati kebahagiaan tanpa lupa diri. Belajar menikmati keberhasilan tanpa tinggi hati. Mari menjadi dewasa di dalam Tuhan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|