|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. (2 Korintus 5:15)
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Jaket Penyelamat |
|
Jaket Penyelamat |
|
Senin, 14 April 2014 | Tema: The Glory of Sacrifice |
|
|
|
|
|
Jaket Penyelamat |
|
2 Korintus 5:15 |
|
|
|
|
|
|
Di tengah amukan badai yang makin lama makin mengganas, sebuah kapal menderita kebocoran yang sangat parah sehingga nyaris karam. Pada detik-detik yang menegangkan itu sang kapten kapal berteriak kepada anak buahnya, ”Siapa di antara kalian merupakan pengikut Kristus yang tersohor karena rela mati bagi semua orang?”
Seorang anak buah kapal yang dikenal saleh mengacungkan telunjuknya. Dia bersiap kalau-kalau diperintahkan untuk memimpin doa. Sang kapten menepuk keras bahu anak muda yang tanpa ragu mengaku sebagai pengikut Kristus itu dan berujar, ”Bagus! Kita kekurangan satu jaket penyelamat .... Jika Tuhanmu rela mati bagi seluruh manusia, tentu kau pun akan merasa terhormat mati bagi rekan-rekanmu.”
Anekdot ini bukan hanya memancing senyum kita, tetapi menohok jauh lebih dalam. Bila kita menganggap bahwa sebutan sebagai pengikut Kristus sekedar predikat yang bermakna ringan tanpa konsekuensi yang berarti, kita harus berpikir ulang. Ternyata dunia tidak melihatnya demikian. Dunia berharap kita b...selengkapnya » |
Di tengah amukan badai yang makin lama makin mengganas, sebuah kapal menderita kebocoran yang sangat parah sehingga nyaris karam. Pada detik-detik yang menegangkan itu sang kapten kapal berteriak kepada anak buahnya, ”Siapa di antara kalian merupakan pengikut Kristus yang tersohor karena rela mati bagi semua orang?”
Seorang anak buah kapal yang dikenal saleh mengacungkan telunjuknya. Dia bersiap kalau-kalau diperintahkan untuk memimpin doa. Sang kapten menepuk keras bahu anak muda yang tanpa ragu mengaku sebagai pengikut Kristus itu dan berujar, ”Bagus! Kita kekurangan satu jaket penyelamat .... Jika Tuhanmu rela mati bagi seluruh manusia, tentu kau pun akan merasa terhormat mati bagi rekan-rekanmu.”
Anekdot ini bukan hanya memancing senyum kita, tetapi menohok jauh lebih dalam. Bila kita menganggap bahwa sebutan sebagai pengikut Kristus sekedar predikat yang bermakna ringan tanpa konsekuensi yang berarti, kita harus berpikir ulang. Ternyata dunia tidak melihatnya demikian. Dunia berharap kita berlaku seperti Kristus. Memandang kita sebagai wakil Kristus dalam kehidupan yang tampak di depan mata.
Ketika kita hidup buat kepentingan diri sendiri, keluarga sendiri, kelompok sendiri ... itu bertentangan dengan cara hidup Kristus. Hidup Kristus tidak dibaktikan bagi diri-Nya sendiri. Pengorbanan yang mulia adalah ciri khas cara hidup-Nya. Cara hidup yang semestinya menginspirasi kita yang menyebut diri sebagai pengikut Kristus.
Jadi, setiap kali kita hendak mengatakan, memutuskan, atau melakukan segala sesuatu ... pertimbangkanlah matang-matang, apakah itu mencerminkan bahwa kita hidup bagi diri sendiri ... atau hidup bagi Kristus yang telah mati dan dibangkitkan untuk kita. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|