|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Umat kepunyaan Tuhan tak perlu kuatir karena Tuhan pemilik kita selalu setia memelihara. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » PemeliharaanNya Sempurna |
|
PemeliharaanNya Sempurna |
|
Senin, 09 Januari 2017 |
|
|
|
|
|
PemeliharaanNya Sempurna |
|
Matius 6:25-29 |
|
|
|
|
|
|
Sejak menjadi orang tua tunggal yang harus berjuang untuk menghidupi dan menyekolahkan saya, Ibu mengajar saya dengan keras untuk mencukupkan diri dengan apa yang ada. Tidak boleh pilih-pilih makanan, apa pun yang tersaji di meja makan harus disukai. Tidak boleh minta ini-itu, kecuali Ibu yang memberikan sendiri. Saya pun membiasakan diri untuk sebisa mungkin tidak menuntut dan meminta apa-apa dari Ibu.
Ketika saya kuliah di luar kota dan tinggal di kos, setiap bulan Ibu mengirimkan sejumlah uang. Uang itu saya gunakan untuk mencukupkan segala kebutuhan. Bila perlu membeli buku atau pakaian, saya tidak meminta tambahan.
Suatu ketika, hampir dua bulan berlalu dan kiriman uang tak kunjung datang. Meski sudah berhemat kelewat batas, lama-lama uang yang ada nyaris habis juga. Minggu-minggu itu diwarnai oleh kekuatiran dan rasa lapar yang menyiksa. Saat kondisi sudah benar-benar kritis dan uang akan benar-benar habis ... muncullah wajah tante saya dari balik jendela kamar ...selengkapnya » |
Sejak menjadi orang tua tunggal yang harus berjuang untuk menghidupi dan menyekolahkan saya, Ibu mengajar saya dengan keras untuk mencukupkan diri dengan apa yang ada. Tidak boleh pilih-pilih makanan, apa pun yang tersaji di meja makan harus disukai. Tidak boleh minta ini-itu, kecuali Ibu yang memberikan sendiri. Saya pun membiasakan diri untuk sebisa mungkin tidak menuntut dan meminta apa-apa dari Ibu.
Ketika saya kuliah di luar kota dan tinggal di kos, setiap bulan Ibu mengirimkan sejumlah uang. Uang itu saya gunakan untuk mencukupkan segala kebutuhan. Bila perlu membeli buku atau pakaian, saya tidak meminta tambahan.
Suatu ketika, hampir dua bulan berlalu dan kiriman uang tak kunjung datang. Meski sudah berhemat kelewat batas, lama-lama uang yang ada nyaris habis juga. Minggu-minggu itu diwarnai oleh kekuatiran dan rasa lapar yang menyiksa. Saat kondisi sudah benar-benar kritis dan uang akan benar-benar habis ... muncullah wajah tante saya dari balik jendela kamar kos. Tante yang merupakan adik Ayah datang jauh-jauh dari Jakarta untuk menjenguk saya.
Saat itu saya langsung tersentak. Tertegun. Ada haru yang menghujam. Karena belum sampai saya berteriak meminta pertolongan, Tuhan terlebih dahulu mengulurkan tangan. Kasih sayang dan pemeliharaan Tuhan sungguh mengagumkan. Kebenaran Sabda Tuhan yang berbunyi, ’Janganlah kuatir akan hidupmu ...’ benar-benar dibeberkan di hadapan saya detik itu juga.
Sepenggal pengalaman itu dari waktu ke waktu mengingatkan saya bahwa perhatian Tuhan tak pernah lepas dari anak-anak-Nya. Janji Tuhan tak pernah luput digenapi-Nya. Tak ada alasan bagi umat kepunyaan-Nya untuk merasa kuatir karena Tuhan pemilik kita selalu setia memelihara.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|