|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Siapa kita dan bagaimana kita tergantung respon saat kita menghadapi sebuah ujian. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Reaksi Yang Menentukan |
|
Reaksi Yang Menentukan |
|
Senin, 14 November 2016 | Tema: Mencapai Kedewasaan Sesusi Kepenuhan Kristus |
|
|
|
|
|
Reaksi Yang Menentukan |
|
Ayub 23:10 |
|
|
|
|
|
|
Seorang bijak memberikan nasihat kepada murid-muridnya karena sang guru melihat ada dari beberapa muridnya yang mudah emosi dan sebagian mengurung diri atau istilah sekarang ‘baper’ [bawa perasaan]. Sebagai seorang guru, ia mengharapkan agar murid-muridnya menjadi orang yang tangguh dan mandiri ketika mereka menyelesaikan masa pendidikan. Demi dimengerti oleh para muridnya, guru tersebut mengambil sebuah wortel dan kemudian bertanya, “Menurut kalian bagaimana kondisi wortel ini jika dilemparkan?” Secara bersahut-sahutan ada yang menjawab: keras, kuat, masih utuh, dsb. Kemudian sang guru mengambil sebutir telur mentah dan juga memberi pertanyaan yang sama, “Menurut kalian bagaimana keadaan telur ini jika dilemparkan?” Kemudian ada yang menjawab: hancur, remuk, berantakan, dll.
Sang guru mengambil tungku dan panci yang berisi air. Kemudian ia memasak wortel dan telur yang dibawanya. Setelah matang guru tersebut bertanya kepada muridnya, “Sekarang menurut kalian apa yang terjadi dengan wortel jika dipukulkan?” Ada yang menjawab, “Menjadi lembek, guru.” “Nah sekarang bagaimana dengan telur?” “Menjadi keras guru,” sahut salah seorang dari mereka. Kemudian sang guru bertanya, “Menurut kalian mengapa hal itu bisa terjadi?” Semua murid ter...selengkapnya » |
Seorang bijak memberikan nasihat kepada murid-muridnya karena sang guru melihat ada dari beberapa muridnya yang mudah emosi dan sebagian mengurung diri atau istilah sekarang ‘baper’ [bawa perasaan]. Sebagai seorang guru, ia mengharapkan agar murid-muridnya menjadi orang yang tangguh dan mandiri ketika mereka menyelesaikan masa pendidikan. Demi dimengerti oleh para muridnya, guru tersebut mengambil sebuah wortel dan kemudian bertanya, “Menurut kalian bagaimana kondisi wortel ini jika dilemparkan?” Secara bersahut-sahutan ada yang menjawab: keras, kuat, masih utuh, dsb. Kemudian sang guru mengambil sebutir telur mentah dan juga memberi pertanyaan yang sama, “Menurut kalian bagaimana keadaan telur ini jika dilemparkan?” Kemudian ada yang menjawab: hancur, remuk, berantakan, dll.
Sang guru mengambil tungku dan panci yang berisi air. Kemudian ia memasak wortel dan telur yang dibawanya. Setelah matang guru tersebut bertanya kepada muridnya, “Sekarang menurut kalian apa yang terjadi dengan wortel jika dipukulkan?” Ada yang menjawab, “Menjadi lembek, guru.” “Nah sekarang bagaimana dengan telur?” “Menjadi keras guru,” sahut salah seorang dari mereka. Kemudian sang guru bertanya, “Menurut kalian mengapa hal itu bisa terjadi?” Semua murid terdiam. Kemudian sang guru menjelaskan, “Dalam kondisi normal, kita mungkin mempunyai perasaan yang kuat dan keras seperti wortel atau telur yang lembut dan sensitif. Namun hanya pengujian dengan panas itulah yang menentukan apakan ia masih keras dan kuat atau sebaliknya menjadi lembek dan lembut. Ujian akan menentukan kualitas dan karakter orang tersebut.”
Jemaat yang dikasihi Tuhan, kehidupan kita memang dituntut untuk terus mengalami perubahan ke arah Kristus. Dan untuk dapat menjadi seperti Kristus, bukan sekedar kehidupan keagamaan yang terlihat namun karakter Kristuslah yang harus tampak. Seringkali kita menghindari yang namanya ujian sebab kita cenderung tidak menyukainya. Namun kedewasaan rohani hanya dapat terlihat dari reaksi terhadap ujian tersebut. Jangan menjauhi ujian atau tantangan hidup tetapi hadapi dan bereaksilah dengan benar. Beresponlah dengan benar terhadap ujian dan jangan mengeluh. Sesungguhnya akan terlihat bijaksana jika kita menyikapinya dengan benar, tetapi jika melarikan atau menentangnya, maka kita akan menjadi pribadi yang gampang menyalahkan keadaan dan Tuhan tentunya.
Selagi diuji, marilah kita menyelesaikan dengan baik dan menikmatinya sebab akan menemukan hikmat dan pengalaman dari apa yang dialami. Yakinlah bahwa Tuhan memiliki rencana yang terbaik saat mengijinkan kita mengalami ujian, sebab Dia selalu bersama saat kita menghadapinya. Jangan takut dan jangan putus asa.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|