|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat. [Mazmur 37:25, 26] |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Lydia N. Haryanto |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Tiada Udang Dibalik Batu |
|
Tiada Udang Dibalik Batu |
|
Senin, 09 Maret 2015 | Tema: Menebar Benih Kebaikan |
|
|
|
|
|
Tiada Udang Dibalik Batu |
|
Matius 6:1-4 |
|
|
|
|
|
|
“Wah hebat! Lihat nih... kantor saya kalau memberi sumbangan jumlahnya pasti paling besar!“ teriak seorang teman saya sambil menunjukkan sebuah harian yang terkenal. Memang terkadang peristiwa bencana alam dijadikan “kesempatan promosi”. Ada juga yang beralasan kalau tidak ditulis, difoto bisa salah sasaran. Masuk kantong pribadi! Tega-teganya.... meraup keuntungan di atas penderitaan! Tragis dan memilukan.
Renungan hari ini mengingatkan bila kita berbuat kebaikan baik berupa materi [sedekah] ataupun pertolongan harus didasari motivasi yang benar, tulus jangan sampai ada tujuan terselubung seperti peribahasa yang berbunyi ada udang di balik batu. Bagi kita orang percaya berlaku kosokbalinya, yaitu ‘tiada udang di balik batu”, sesuai dengan apa yang Tuhan firmankan:
• Ibadah bukan untuk dipamerkan supaya terlihat “suci” [ayat 1].
• Memberi bantuan, pertolongan ataupun sedekah harus dengan tulus hati, bukan mencari pujian [ayat 2].
• Tidak seorangpun perlu mengetahui ...selengkapnya » |
“Wah hebat! Lihat nih... kantor saya kalau memberi sumbangan jumlahnya pasti paling besar!“ teriak seorang teman saya sambil menunjukkan sebuah harian yang terkenal. Memang terkadang peristiwa bencana alam dijadikan “kesempatan promosi”. Ada juga yang beralasan kalau tidak ditulis, difoto bisa salah sasaran. Masuk kantong pribadi! Tega-teganya.... meraup keuntungan di atas penderitaan! Tragis dan memilukan.
Renungan hari ini mengingatkan bila kita berbuat kebaikan baik berupa materi [sedekah] ataupun pertolongan harus didasari motivasi yang benar, tulus jangan sampai ada tujuan terselubung seperti peribahasa yang berbunyi ada udang di balik batu. Bagi kita orang percaya berlaku kosokbalinya, yaitu ‘tiada udang di balik batu”, sesuai dengan apa yang Tuhan firmankan:
• Ibadah bukan untuk dipamerkan supaya terlihat “suci” [ayat 1].
• Memberi bantuan, pertolongan ataupun sedekah harus dengan tulus hati, bukan mencari pujian [ayat 2].
• Tidak seorangpun perlu mengetahui kebaikan yang kita lakukan [ayat 3, 4].
Jika kita berbuat kebaikan dengan motivasi keuntungan pribadi kita akan rugi karena:
• Tidak akan beroleh upah dari Bapa di sorga [ayat 1].
• Sama dengan orang munafik [ayat 2].
• Bapa di sorga melihat apa yang tersembunyi [ayat 4].
Sebuah pernyataan kuno dari salah seorang istri majelis gereja [sudah almarhum] saat saya masih remaja yang sangat berkesan di hati saya ialah kalau kita berbuat baik kepada orang dengan motivasi yang benar, kita sedang “nitipno awak” [menitipkan badan] dan anak cucu kita pasti tidak akan terlunta-lunta. Pernyataan itu sangat membekas di hati saya, sehingga saya tidak pernah melupakannya! Amin. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|