|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Waktu hidup di dunia ini singkat, agar jangan sampai warna jiwa kita terlanjut rusak oleh pengaruh dunia, jangan menunda-nunda untuk masuk proses metamorfosis. |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Bermetamorfosis |
|
Bermetamorfosis |
|
Jumat, 03 Juni 2016 | Tema: Kesatuan Tubuh Kristus |
|
|
|
|
|
Bermetamorfosis |
|
Roma 12:2 |
|
|
|
|
|
|
Dalam teks aslinya, kata “perubahan” dalam ayat tersebut adalah “metamorfosis” yang dalam ilmu Biologi dicontohkan proses perubahan dari telur, ulat kecil, ulat dewasa, kepompong sampai menjadi kupu-kupu. Proses ini secara logika penuh misteri dan sangat luar biasa. Rasul Paulus hendak menggambarkan bahwa proses kelahiran baru menuju kedewasaan rohani orang percaya tidak terjadi sekejap, tapi melalui sebuah proses panjang. Tidak terjadi secara instan pada waktu tertentu. Dalam Lukas 2:52 digambarkan proses pertumbuhan pribadi Yesus yang tidak berlangsung instan. Muara proses ini adalah pola pikir yang tidak serupa dengan dunia, mempunyai kecerdasan spiritual, sehingga memiliki kepekaan untuk mengerti kehendak Allah, yaitu apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna.
Proses kelahiran baru terjadi ketika seseorang terus menerus mengganti cara berpikir/filosofi hidup dengan cara berpikir Tuhan melalui kebenaran Injil [apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus] dan pekerjaan Roh Kudus. Jadi perubahan menuju kedewasaan rohani membutuhkan waktu dan perjuangan serius untuk “masuk jalan sempit” [Lukas 13:23-24]. K...selengkapnya » |
Dalam teks aslinya, kata “perubahan” dalam ayat tersebut adalah “metamorfosis” yang dalam ilmu Biologi dicontohkan proses perubahan dari telur, ulat kecil, ulat dewasa, kepompong sampai menjadi kupu-kupu. Proses ini secara logika penuh misteri dan sangat luar biasa. Rasul Paulus hendak menggambarkan bahwa proses kelahiran baru menuju kedewasaan rohani orang percaya tidak terjadi sekejap, tapi melalui sebuah proses panjang. Tidak terjadi secara instan pada waktu tertentu. Dalam Lukas 2:52 digambarkan proses pertumbuhan pribadi Yesus yang tidak berlangsung instan. Muara proses ini adalah pola pikir yang tidak serupa dengan dunia, mempunyai kecerdasan spiritual, sehingga memiliki kepekaan untuk mengerti kehendak Allah, yaitu apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna.
Proses kelahiran baru terjadi ketika seseorang terus menerus mengganti cara berpikir/filosofi hidup dengan cara berpikir Tuhan melalui kebenaran Injil [apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus] dan pekerjaan Roh Kudus. Jadi perubahan menuju kedewasaan rohani membutuhkan waktu dan perjuangan serius untuk “masuk jalan sempit” [Lukas 13:23-24]. Kita harus merespon anugerah keselamatan dengan tekun masuk proses metamorfosis ini, sehingga tidak menyia-nyiakan keselamatan yang besar [Ibrani 2:1-3].
Kesalahan banyak orang adalah tidak sungguh-sungguh melakukan perjuangan tersebut. Sementara waktu berjalan, dunia menyeretnya kepada berbagai kesibukan dan kesenangan yang tidak mendukung proses metamorfosis. Istilah lain, menukarkan hak kesulungan dengan sepiring makanan [Ibrani 12:16]. Waktu, sarana, dan potensi yang seharusnya digunakan untuk mengalami proses ini digunakan untuk banyak hal lain. Berarti tidak mendahulukan Kerajaan Sorga dan kebenaran-Nya [Matius 6:33].
Seharusnya selama Tuhan masih mengaruniakan kesempatan, masih memiliki kemampuan pikiran yang didukung oleh kondisi sel-sel syaraf otak yang masih berfungsi optimal, kita manfaatkan untuk membangun pola pikir ilahi dan bertumbuh menjadi anak-anak Allah yang dewasa rohani. Sebab suatu saat organ otak akan mengalami kemunduran [demensia], baik oleh usia atau oleh bebagai sebab lain.
Jangan menunda-nunda, harus dimulai sedini mungkin untuk mengalami metamorfosis menjadi anak Allah. Kita harus selalu haus dan lapar akan kebenaran Injil dan bersedia untuk terus bertobat dan memperbaharui diri tanpa henti. Waktu hidup ini hanyalah untuk menjalankan proses metamorfosis atau transformasi menjadi anak-anak Allah, sehingga semakin hari keberadaan sebagai anak Allah semakin nyata.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|