|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Pada saat bertemu Tuhan Yesus di kekekalan, supaya tidak diusir sebagai pembuat kejahatan, kita harus terus belajar kebenaran yang diajarkan Tuhan Yesus dan meneladani cara hidup-Nya.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Pada Saat Tuhan Yesus Berterus Terang |
|
Pada Saat Tuhan Yesus Berterus Terang |
|
Kamis, 30 Maret 2017 |
|
|
|
|
|
Pada Saat Tuhan Yesus Berterus Terang |
|
Matius 7:15-23 |
|
|
|
|
|
|
Sering kita menjumpai suatu realitas seakan-akan Tuhan tidak mau berperkara dengan orang-orang yang melakukan hal-hal yang sebetulnya melukai hati-Nya, melanggar nilai moral/hukum, atau lebih dalam lagi menodai kekudusan-Nya. Tuhan seakan-akan tidak hadir dalam kehidupan ini. Dalam perikop ini Tuhan Yesus sendiri memberitahukan sesuatu hal yang sebetulnya sangat dahsyat. Meskipun tampaknya Tuhan diam, namun ada saatnya Dia berterus terang dan memproklamirkan kepada orang-orang tertentu, bahkan mengusir mereka dari hadapan-Nya karena dianggap sebagai pembuat kejahatan. Peringatan keras ini juga ditujukan kepada golongan penggiat pelayanan yang religious atau aktif dalam pelayanan rohani [telah bernubuat, mengusir roh-roh jahat, mengadakan mujizat]. Kepada mereka Tuhan Yesus menyatakan: “Aku tidak pernah mengenal/’menikmati’ kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan [practice lawlessness]!“ Yang juga berarti bebas melakukan apa yang dikehendakinya [hidup suka-suka sendiri].
Meskipun orang ‘percaya’ berseru dan mengakui Yesus sebagai Tuhan, mereka tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga karena tidak melakukan kehendak Bapa yang di sorga selama hidupnya di bumi. Melakukan kehendak Bapa bukan sekedar melakukan hukum, namun semua yang di...selengkapnya » |
Sering kita menjumpai suatu realitas seakan-akan Tuhan tidak mau berperkara dengan orang-orang yang melakukan hal-hal yang sebetulnya melukai hati-Nya, melanggar nilai moral/hukum, atau lebih dalam lagi menodai kekudusan-Nya. Tuhan seakan-akan tidak hadir dalam kehidupan ini. Dalam perikop ini Tuhan Yesus sendiri memberitahukan sesuatu hal yang sebetulnya sangat dahsyat. Meskipun tampaknya Tuhan diam, namun ada saatnya Dia berterus terang dan memproklamirkan kepada orang-orang tertentu, bahkan mengusir mereka dari hadapan-Nya karena dianggap sebagai pembuat kejahatan. Peringatan keras ini juga ditujukan kepada golongan penggiat pelayanan yang religious atau aktif dalam pelayanan rohani [telah bernubuat, mengusir roh-roh jahat, mengadakan mujizat]. Kepada mereka Tuhan Yesus menyatakan: “Aku tidak pernah mengenal/’menikmati’ kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan [practice lawlessness]!“ Yang juga berarti bebas melakukan apa yang dikehendakinya [hidup suka-suka sendiri].
Meskipun orang ‘percaya’ berseru dan mengakui Yesus sebagai Tuhan, mereka tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga karena tidak melakukan kehendak Bapa yang di sorga selama hidupnya di bumi. Melakukan kehendak Bapa bukan sekedar melakukan hukum, namun semua yang dilakukan harus sesuai dengan pikiran dan perasaan Kristus [Filipi 2:5]. Untuk bisa mengerti kehendak Bapa kita harus memiliki kepekaan rohani, dan supaya memiliki kepekaan rohani kita harus belajar mengenal Kebenaran Injil yang sudah diajarkan oleh Tuhan Yesus pada waktu Dia hidup sebagai manusia di bumi. Dia telah memberi teladan kebiasaan hidup yang melakukan kehendak Bapa [Yohanes 4:34].
Jadi cara yang praktis untuk hidup melakukan kehendak Bapa adalah mengikuti cara hidup Tuhan Yesus [1 Yohanes 2:6]. Banyak orang berpikir bahwa hal ini sebagai suatu yang sederhana dan mudah. Kenyataannya diperlukan perjuangan, usaha keras, komitmen tinggi dalam menggerakkan dan mengobarkan diri untuk mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar sepanjang hidup kita [Lukas 13:24; Filipi 2:12].
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|