Senin, 20 Juli 2015 | Tema: Diberkati Untuk Menjadi Berkat
Memberi Menjauhkan Petaka
1 Samuel 25
Ada seorang penguasaha kaya di Karmel. Ia hidup di masa pemerintahan Saul. Namanya Nabal. Ia seorang yang kasar dan jahat kelakukannya, tetapi istrinya sangat cantik dan bijaksana [ayat 2-3]. Nabal memiliki 3000 ekor domba dan 1000 ekor kambing. Waktu itu Daud dan 600 tentaranya sedang dalam masa sulit karena harus bertahan di padang gurun Paran.
Kebiasaan yang terjadi di padang gurun itu adalah barangsiapa menggembalakan ternak di padang itu harus memberi ‘tips’ yang selayaknya kepada penjaga wilayah itu. Sedang Daud dan pasukannya yang telah memberi perlindungan dan menjaga keamanan para gembala dan kambing domba kepunyaan Nabal. Maka sudah selayaknya Nabal membalas kebaikan Daud dan pasukannya Namun apa yang dilakukan Nabal ketika Daud menyuruh pasukannya menemuinya untuk mendapat belas kasihan? Nabal menghina Daud sebagai orang yang tidak jelas asal usulnya, menganggap Daud dan pasukannya adalah sekelompok orang yang tidak bermartabat yang tidak setia kepada pemerintahan Saul [ayat 10-11].
Abigail sebagai istri Nabal tetap menunjukkan rasa hormatnya kepada suami. Ia menyusun rencana untuk menyelamatkan suaminya dari malapetaka karena menghina Daud dan pasukann...selengkapnya »
Ada seorang penguasaha kaya di Karmel. Ia hidup di masa pemerintahan Saul. Namanya Nabal. Ia seorang yang kasar dan jahat kelakukannya, tetapi istrinya sangat cantik dan bijaksana [ayat 2-3]. Nabal memiliki 3000 ekor domba dan 1000 ekor kambing. Waktu itu Daud dan 600 tentaranya sedang dalam masa sulit karena harus bertahan di padang gurun Paran.
Kebiasaan yang terjadi di padang gurun itu adalah barangsiapa menggembalakan ternak di padang itu harus memberi ‘tips’ yang selayaknya kepada penjaga wilayah itu. Sedang Daud dan pasukannya yang telah memberi perlindungan dan menjaga keamanan para gembala dan kambing domba kepunyaan Nabal. Maka sudah selayaknya Nabal membalas kebaikan Daud dan pasukannya Namun apa yang dilakukan Nabal ketika Daud menyuruh pasukannya menemuinya untuk mendapat belas kasihan? Nabal menghina Daud sebagai orang yang tidak jelas asal usulnya, menganggap Daud dan pasukannya adalah sekelompok orang yang tidak bermartabat yang tidak setia kepada pemerintahan Saul [ayat 10-11].
Abigail sebagai istri Nabal tetap menunjukkan rasa hormatnya kepada suami. Ia menyusun rencana untuk menyelamatkan suaminya dari malapetaka karena menghina Daud dan pasukannya. Abigail tahu persis bahwa Daud adalah orang yang telah diurapi Tuhan menjadi raja Israel menggantikan Saul. Maka Abigail tanpa sepengetahuan Nabal menemui Daud untuk memohonkan maaf atas kelakuan suaminya dan mengingatkan Daud sebagai orang yang di urapi Tuhan serta memberi pemberian kepada Daud dan pasukannya [ayat 18-35]. Maka redalah amarah Daud. Abigail telah menyelamatkan keluarganya.
Melalui peristiwa di atas, kita dapat belajar melalui Abigail yang mau berbagi kepada sesama. Abigail telah berbuat yang benar dengan segenap hatinya dengan sujud di kaki Daud dan membawa pemberian kepada Daud dan pasukannya [ayat 23]. Hendaklah kita juga menjadi orang beriman yang memiliki kerelaan hati berbagi dan melayani orang lain dengan segenap hati. Karena dengan demikian kita telah melakukan apa yang Tuhan kehendaki [Kolose 3:23-24]. Maka upah yang dari Tuhan akan selalu mengikuti kita. Seberapa yang kita berikan kepada orang lain akan menjadi takaran berkat pada diri kita [Lukas 6:38a]. Oleh sebab itu hendaklah kebaikan kita untuk menjadi berkat bagi orang lain selalu melekat pada diri kita, karena kebaikan itu akan menjadi takaran berkat bagi kita.