|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
... Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. [Yoh 8:28] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Potret Gereja |
|
Potret Gereja |
|
Senin, 11 Januari 2016 | Tema: KerajaanMu Datanglah |
|
|
|
|
|
Potret Gereja |
|
Yohanes 8:28-29 |
|
|
|
|
|
|
’Acara pertemuan ini benar-benar tak bermutu! Sudah pembicaranya kurang sip, acaranya gak seru, gak asyiklah pokoknya!’ demikian kasak-kusuk salah seorang yang hadir di situ. ’Salah sendiri tidak mau dengar usulanku! Aku kan sudah bilang, acaranya dibikin begini-begitu aja biar seru. Aku juga sudah rekomendasikan pembicara lain. Kalau Pdt Luar Biasa yang kita undang, aku jamin deh kotbahnya pasti akan luarrr biasaaa!’
Dari tahun ke tahun. Dari gereja ke gereja. Dari acara ke acara. Dari seksi ke seksi. Kasak-kusuk seperti itu terdengar di mana-mana. Di satu sisi membuat pihak yang sudah bekerja keras merasa tersudut. Di sisi lain menyulut rasa tidak puas di antara orang-orang yang sebelumnya tidak mempermasalahkannya.
Inilah potret Gereja yang perlu kita sadari bersama. Gereja adalah milik Tuhan. Bukan milik masing-masing pribadi. Seberapa lama pun orang sudah bergereja di situ; seberapa banyak pun jerih lelah yang sudah dikerjakan; seberapa besar pun dana yang sudah disumbangkan; seberapa hebat pun pengorbanan yang sudah diberikan ... Gereja tetap milik Tuhan. Jangan ada seorang pun yang memperjuangkan kepentingan p...selengkapnya » |
’Acara pertemuan ini benar-benar tak bermutu! Sudah pembicaranya kurang sip, acaranya gak seru, gak asyiklah pokoknya!’ demikian kasak-kusuk salah seorang yang hadir di situ. ’Salah sendiri tidak mau dengar usulanku! Aku kan sudah bilang, acaranya dibikin begini-begitu aja biar seru. Aku juga sudah rekomendasikan pembicara lain. Kalau Pdt Luar Biasa yang kita undang, aku jamin deh kotbahnya pasti akan luarrr biasaaa!’
Dari tahun ke tahun. Dari gereja ke gereja. Dari acara ke acara. Dari seksi ke seksi. Kasak-kusuk seperti itu terdengar di mana-mana. Di satu sisi membuat pihak yang sudah bekerja keras merasa tersudut. Di sisi lain menyulut rasa tidak puas di antara orang-orang yang sebelumnya tidak mempermasalahkannya.
Inilah potret Gereja yang perlu kita sadari bersama. Gereja adalah milik Tuhan. Bukan milik masing-masing pribadi. Seberapa lama pun orang sudah bergereja di situ; seberapa banyak pun jerih lelah yang sudah dikerjakan; seberapa besar pun dana yang sudah disumbangkan; seberapa hebat pun pengorbanan yang sudah diberikan ... Gereja tetap milik Tuhan. Jangan ada seorang pun yang memperjuangkan kepentingan pribadi atau kelompok di dalam Gereja.
Kitalah Gereja. Kitalah Tubuh Kristus. Oleh karena kita terdiri dari banyak orang, banyak karakter, banyak pemikiran, banyak keinginan ... maka kita harus bersama-sama menundukkan diri kepada Kristus sang Kepala Gereja.
Bekerjasamalah dengan baik. Sampaikan usulan dengan baik, tanpa harus ’ngotot’ bahwa usul kita adalah yang terbaik. Sampaikan kritik dengan baik, untuk kebaikan bersama, bukan untuk mengobarkan rasa tak puas di mana-mana. Beri kesempatan bagi para anggota Gereja untuk berkarya bersama. Gereja Tuhan kaya dengan potensi, jelilah menggali potensi yang tersembunyi dan terabaikan. Jangan batasi karya Tuhan yang besar dengan mengandalkan pribadi-pribadi yang sama terus-menerus.
Menjadi Gereja yang sehat memang membutuhkan usaha bersama. Dan pasti kita mengalami jatuh bangun dalam perjalanan menuju ke arah itu. Namun jangan patah semangat, apa yang dikatakan oleh Yesus dalam Yoh 8:29 menjadi teladan dan kekuatan bagi kita, ’Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.’ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|