|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Motivasi kita dalam mengambil keputusan menentukan nasib kita selanjutnya. |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Ibu Ribkah E. Christanti |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Motivasi Yang Bisa Mengalirkan Berkat |
|
Motivasi Yang Bisa Mengalirkan Berkat |
|
Rabu, 18 Maret 2015 | Tema: Menebar Benih Kebaikan |
|
|
|
|
|
Motivasi Yang Bisa Mengalirkan Berkat |
|
Kolose 3:23 |
|
|
|
|
|
|
Pernahkah Anda melihat dan mendengar beberapa peristiwa seperti berikut: seseorang menyumbang di panti sosial demi sebuah reputasi atau pujian atau pengakuan? Seseorang yang memberi karena disuruh, merasa tidak enak atau gengsi? Seseorang pindah kepercayaan demi pasangan hidup, jabatan, harta atau bahkan karena ancaman? Seseorang yang menjadi baik karena ingin mendapatkan simpati dari seseorang atau perhatian dari orang tua? Seseorang yang menjalani kuliah karena tuntutan beasiswa atau gereja?
Demikian kita melihat banyak sekali perilaku manusia beserta motivasi di belakangnya. Mungkin alasan mereka baik [tentunya dengan berbagai macam sudut pandang], namun apakah semuanya benar? Masih ingat Raja Saul yang “terpaksa” menggantikan posisi imam dari Samuel [1 Samuel 13]? Di sisi lain hal itu bisa dibenarkan karena itu adalah masa genting yang membutuhkan tindakan cepat. Tapi ternyata itu salah di mata Tuhan. Itu adalah tindakan ketidaktaatan. Selain itu, masih ingat peristiwa Raja Daud yang hendak membangun bait Allah? Bukankah itu hal yang baik? Namun itu bukan kehendak Tuhan. Tuhan menghendaki Salomo, anaknya, yang akan membangunnya.
Nats yang kita baca hari ini men...selengkapnya » |
Pernahkah Anda melihat dan mendengar beberapa peristiwa seperti berikut: seseorang menyumbang di panti sosial demi sebuah reputasi atau pujian atau pengakuan? Seseorang yang memberi karena disuruh, merasa tidak enak atau gengsi? Seseorang pindah kepercayaan demi pasangan hidup, jabatan, harta atau bahkan karena ancaman? Seseorang yang menjadi baik karena ingin mendapatkan simpati dari seseorang atau perhatian dari orang tua? Seseorang yang menjalani kuliah karena tuntutan beasiswa atau gereja?
Demikian kita melihat banyak sekali perilaku manusia beserta motivasi di belakangnya. Mungkin alasan mereka baik [tentunya dengan berbagai macam sudut pandang], namun apakah semuanya benar? Masih ingat Raja Saul yang “terpaksa” menggantikan posisi imam dari Samuel [1 Samuel 13]? Di sisi lain hal itu bisa dibenarkan karena itu adalah masa genting yang membutuhkan tindakan cepat. Tapi ternyata itu salah di mata Tuhan. Itu adalah tindakan ketidaktaatan. Selain itu, masih ingat peristiwa Raja Daud yang hendak membangun bait Allah? Bukankah itu hal yang baik? Namun itu bukan kehendak Tuhan. Tuhan menghendaki Salomo, anaknya, yang akan membangunnya.
Nats yang kita baca hari ini mengingatkan kita akan pentingnya motivasi yang benar saat melakukan segala sesuatu. Dalam Hosea 10 dituliskan betapa kecewanya Tuhan atas Efraim. Tuhan menghendaki supaya mereka melakukan segala sesuatu karena cinta mereka kepada Tuhan. Itulah juga yang seharusnya menjadi alasan kita melakukan segala sesuatu. Selain itu, lakukanlah semuanya bukan semata-mata berdasarkan pengalaman atau kemampuan kita, tetapi berdasarkan kehendak dan kekuatan Tuhan. Dan tunggulah..... akan datang saatnya berkat-berkat Tuhan akan “menghujani” hidup kita sesuai dengan janji-Nya [Hosea 10:12]. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|