|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Menaburlah kebaikan sebanyak-banyaknya karena kita akan menuai kebaikan dengan berlimpah.” |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Banyak Menabur, Banyak Menuai |
|
Banyak Menabur, Banyak Menuai |
|
Kamis, 12 Maret 2015 | Tema: Menebar Benih Kebaikan |
|
|
|
|
|
Banyak Menabur, Banyak Menuai |
|
2 Korintus 9:6 |
|
|
|
|
|
|
Jika memperhatikan dengan cermat para petani atau peternak di Indonesia dan di negara-negara maju, kita akan segera menemukan perbedaan yang cukup mencolok di antara keduanya. Misalnya, tentang jumlah petani buruh dan petani pemilik modal. Di Indonesia nampaknya jumlah petani buruh lebih besar dibandingkan petani pemilik modal. Para petani padi di Indonesia hanya menanam 1/8 hektar - ¼ hektar per keluarga, sementara para petani di negara maju mereka dapat menanam 2-5 hektar per orang. Di Indonesia para peternak hanya memelihara 2-6 ekor sapi atau kambing dalam kandang mereka, tapi di negara-negara maju, misalnya di Hamilton, New Zeland, seorang peternak memiliki sedikitnya 500 ekor kambing atau 500- 1000 ekor sapi per orang. Sehingga jumlah ternak di negara itu dikatakan melebihi jumlah penduduknya. Mereka bertani menggunakan teknologi yang maju, seperti traktor jon dree, combain, dll, tapi kita bertani secara manual. Misalnya menggunakan cangkul, arit, bajak kerbau atau sapi dan mungkin ada yang sudah menggunakan hand traktor.
Dari perbandingan sistem pertanian dan peternakan di atas tentu kita dapat membayangkan satu gambaran penghasilan keduanya. Jika seekor kambing dapat beranak 3 kali dalam 2 tahun, setiap beranak rata-rata 2 ekor, maka 6 ekor indukan jadi 36 ek...selengkapnya » |
Jika memperhatikan dengan cermat para petani atau peternak di Indonesia dan di negara-negara maju, kita akan segera menemukan perbedaan yang cukup mencolok di antara keduanya. Misalnya, tentang jumlah petani buruh dan petani pemilik modal. Di Indonesia nampaknya jumlah petani buruh lebih besar dibandingkan petani pemilik modal. Para petani padi di Indonesia hanya menanam 1/8 hektar - ¼ hektar per keluarga, sementara para petani di negara maju mereka dapat menanam 2-5 hektar per orang. Di Indonesia para peternak hanya memelihara 2-6 ekor sapi atau kambing dalam kandang mereka, tapi di negara-negara maju, misalnya di Hamilton, New Zeland, seorang peternak memiliki sedikitnya 500 ekor kambing atau 500- 1000 ekor sapi per orang. Sehingga jumlah ternak di negara itu dikatakan melebihi jumlah penduduknya. Mereka bertani menggunakan teknologi yang maju, seperti traktor jon dree, combain, dll, tapi kita bertani secara manual. Misalnya menggunakan cangkul, arit, bajak kerbau atau sapi dan mungkin ada yang sudah menggunakan hand traktor.
Dari perbandingan sistem pertanian dan peternakan di atas tentu kita dapat membayangkan satu gambaran penghasilan keduanya. Jika seekor kambing dapat beranak 3 kali dalam 2 tahun, setiap beranak rata-rata 2 ekor, maka 6 ekor indukan jadi 36 ekor anakan. Namun di Hamilton seorang peternak yang memiliki 500 ekor kambing akan memanen 3000 ekor, dengan omset 3 milyar jika rata-rata harga kambing 1 juta. Karena itu sang peternak hebat, bapak Ayub, dikatakan orang yang terkaya di tanah Us dengan jumlah kambingnya 7000 ekor, unta 300 ekor, sapi 500 pasang. Coba hitung berapa omset bapak Ayub.
Ingatlah! Orang yang menabur benih sedikit akan memungut hasil yang sedikit juga. Tetapi orang yang menabur benih banyak akan memungut hasil yang banyak juga. Dalam segala hal, apa yang kita tabur akan kita tuai. Jika kita tidak menabur kita juga tidak akan menuai. Menabur angin akan menuai badai [Hosea 8:7], menabur kebaikan akan menuai kebaikan. Menabur sedikit, seperti petani dan peternak kita, akan menuai sedikit, tetapi menabur banyak akan menuai dengan berlimpah. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|