|
| SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
|
| POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Allah berhak sepenuhnya atas hidup kita dan segala sesuatu yang kita miliki, kita hanya sebagai pengelola. Semua adalah milik Tuhan di bumi dan di surga.
Kita harus mengelola dengan bertanggung jawab dan senantiasa mengucap syukur untuk segala berkat-Nya |
|
|
|
|
|
 |
|
| DITULIS OLEH |
|
| Bp. Widodo Gunawan |
|
| Kontributor |
|
|
|
|
| Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
| Home » Renungan » Meneladani Ayub Yang Saleh Dan Tangguh Imannya |
|
| Meneladani Ayub Yang Saleh Dan Tangguh Imannya |
|
| Jumat, 22 Maret 2019 |
|
|
|
 |
|
| Meneladani Ayub Yang Saleh Dan Tangguh Imannya |
|
Ayub 2:1-10 |
|
|
|
|
|
|
Melalui ayat bacaan di atas menunjukkan bagaimana Iblis mencobai Ayub untuk menjatuhkannya. Tetapi sebaliknya, Tuhan menguji manusia untuk memurnikannya. Saat itu Iblis meminta izin kepada Tuhan. Hal ini memperlihatkan bahwa Tuhan berkuasa penuh atas Iblis dan bahwa tidak ada yang terjadi di luar kuasa Tuhan. Iblis takluk kepada Tuhan. Kita aman dan tak perlu takut kepada Iblis sebab Tuhan lebih berkuasa. Iblis berharap pencobaan ini akan menghancurkan iman Ayub, tetapi Tuhan tahu bahwa ia dapat bertahan dan malah akan bertambah murni.
Apa respon Ayub menghadapai pencobaan itu ? Pertama,. Ayub menyadari bahwa segala yang yang dimilikinya sesungguhnya milik Tuhan, Ayub hanya dipercaya sebagai pengelola dan ia bersedia melepaskannya. Ayub tidak menggenggam erat-erat harta miliknya sebab ia tahu bahwa memang bukan dialah pemiliknya. ’Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!’ Kedua, Kesetiaan Ayub melampaui penderitaannya yang dahsyat. Ayub mengungkapkan kesetiaannya dalam kata-kata yang sungguh indah: ’Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?’ Suatu pernyataan sikap hidup yang sungguh luar biasa. Ayub bukan hanya percaya bahwa semua miliknya adalah milik Allah sepenuhnya, ia juga percaya bahw...selengkapnya » |
Melalui ayat bacaan di atas menunjukkan bagaimana Iblis mencobai Ayub untuk menjatuhkannya. Tetapi sebaliknya, Tuhan menguji manusia untuk memurnikannya. Saat itu Iblis meminta izin kepada Tuhan. Hal ini memperlihatkan bahwa Tuhan berkuasa penuh atas Iblis dan bahwa tidak ada yang terjadi di luar kuasa Tuhan. Iblis takluk kepada Tuhan. Kita aman dan tak perlu takut kepada Iblis sebab Tuhan lebih berkuasa. Iblis berharap pencobaan ini akan menghancurkan iman Ayub, tetapi Tuhan tahu bahwa ia dapat bertahan dan malah akan bertambah murni.
Apa respon Ayub menghadapai pencobaan itu ? Pertama,. Ayub menyadari bahwa segala yang yang dimilikinya sesungguhnya milik Tuhan, Ayub hanya dipercaya sebagai pengelola dan ia bersedia melepaskannya. Ayub tidak menggenggam erat-erat harta miliknya sebab ia tahu bahwa memang bukan dialah pemiliknya. ’Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!’ Kedua, Kesetiaan Ayub melampaui penderitaannya yang dahsyat. Ayub mengungkapkan kesetiaannya dalam kata-kata yang sungguh indah: ’Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?’ Suatu pernyataan sikap hidup yang sungguh luar biasa. Ayub bukan hanya percaya bahwa semua miliknya adalah milik Allah sepenuhnya, ia juga percaya bahwa tubuhnya pun milik Allah. Allah berhak sepenuhnya melakukan apapun juga terhadap tubuh Ayub, termasuk penderitaan, sakit penyakit bahkan kematian.
Sikap yang mampu bertahan dalam ’kehilangan’ mengokohkan posisi Ayub sebagai seorang yang SALEH dan TANGGUH imannya. Sikap inilah yang harus kita teladani. Kita mungkin masih menyimpan sesuatu sebagai milik pribadi kita, yang tidak boleh disentuh oleh siapa pun termasuk Allah. Semuanya adalah MILIK ALLAH, kita hanya sebagai pengelola. Pikiran yang menganggap segalanya adalah milik kita, adalah salah, Justru menimbulkan penderitaan dan kekuatiran.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
 |
|
 |
|
|
|
