|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Bagaimana dengan kita?
Mulailah dari yang harus dilakukan, yaitu melaksanakan firman-Nya. Kita pasti dapat dan ingin melakukan yang terbaik. Saat kita bersedia mengerjakan kehendak Tuhan maka Tuhan akan memampukan kita melaksanakannya. Sehingga kita dapat mengerjakan kehendak Tuhan dan kita terus-menerus mencari kehendak-Nya . |
|
|
|
|
|
|
|
DITULIS OLEH |
|
Bp. Widodo Gunawan |
|
Kontributor |
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Supaya Hidup Tidak Sia Sia, Harus Melakukan KehendakNya |
|
Supaya Hidup Tidak Sia Sia, Harus Melakukan KehendakNya |
|
Sabtu, 29 Juni 2019 |
|
|
|
|
|
Supaya Hidup Tidak Sia Sia, Harus Melakukan KehendakNya |
|
Pengkhotbah 4:1-16 |
|
|
|
|
|
|
Pengkhotbah 4:8 ada seorang sendirian, ia tidak mempunyai anak laki-laki atau saudara laki-laki, dan tidak henti-hentinya ia berlelah-lelah, matanya pun tidak puas dengan kekayaan; ”untuk siapa aku berlelah-lelah dan menolak kesenangan?” Ini pun kesia-siaan dan hal yang menyusahkan.
Di dalam hidup ini ada tiga hal yang harus kita perhatikan dan bedakan dengan tepat:
[a] Apa yang ingin kita lakukan,
[b] Apa yang dapat kita lakukan, dan
[c] Apa yang HARUS kita lakukan.
Sadar atau tidak, kita sering tidak membedakan ketiganya dan justru banyak melakukan apa yang ingin kita lakukan dan apa yang dapat kita lakukan. Kita lalai melakukan apa yang HARUS kita lakukan dan hanya memimpikan apa yang ingin kita lakukan, namun tidak kita lakukan.
Akibatnya kita sering merasakan ketidakpuasan dalam diri kita. Kita merasa hidup adalah sia-sia dan penuh masalah. Kita menggerutu karena tidak bisa menerima kenyataan. Firman Tuhan menyebut sikap seperti itu, ’mengejar angi...selengkapnya » |
Pengkhotbah 4:8 ada seorang sendirian, ia tidak mempunyai anak laki-laki atau saudara laki-laki, dan tidak henti-hentinya ia berlelah-lelah, matanya pun tidak puas dengan kekayaan; ”untuk siapa aku berlelah-lelah dan menolak kesenangan?” Ini pun kesia-siaan dan hal yang menyusahkan.
Di dalam hidup ini ada tiga hal yang harus kita perhatikan dan bedakan dengan tepat:
[a] Apa yang ingin kita lakukan,
[b] Apa yang dapat kita lakukan, dan
[c] Apa yang HARUS kita lakukan.
Sadar atau tidak, kita sering tidak membedakan ketiganya dan justru banyak melakukan apa yang ingin kita lakukan dan apa yang dapat kita lakukan. Kita lalai melakukan apa yang HARUS kita lakukan dan hanya memimpikan apa yang ingin kita lakukan, namun tidak kita lakukan.
Akibatnya kita sering merasakan ketidakpuasan dalam diri kita. Kita merasa hidup adalah sia-sia dan penuh masalah. Kita menggerutu karena tidak bisa menerima kenyataan. Firman Tuhan menyebut sikap seperti itu, ’mengejar angin’ yaitu suatu kesia-siaan.
Pengkhotbah juga mencatat suatu tindakan kesia-siaan yang lainnya di bawah kolong langit. Yaitu, seseorang yang ’mengejar harta benda’ [ingin kaya]. Namun, ketika tua ia sadar bahwa ia tidak dapat menikmati kekayaannya itu. Sayang sekali, karena yang HARUS ia kerjakan di masa mudanya justru tidak dilakukannya. Pengkotbah mengajarkan bahwa semua ini bisa diubah. Kita mulai dari apa yang HARUS kita kerjakan. Yaitu, melakukan kehendak Tuhan. [Yohanes 4:34 Kata Yesus kepada mereka: ’Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.]
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|