|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
Ayo, semangat melayani Tuhan! Anda telah mendapat penghormatan dari Bapa.
|
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Nilai Sebuah Pelayanan |
|
Nilai Sebuah Pelayanan |
|
Rabu, 01 April 2015 | Tema: Berkenan Di Hati Tuhan |
|
|
|
|
|
Nilai Sebuah Pelayanan |
|
Matius 19:27-28 |
|
|
|
|
|
|
Dalam perbincangan antar Pelayan Tuhan dalam sebuah persekutuan, terceletuklah sebuah pernyataan dari salah seorang di antaranya demikian, “Ah... saya tidak ingin anak saya menjadi seperti saya [pendeta]. Biar mereka mencari pekerjaan lain.” Ketika saya mendengar pernyataan tersebut serta melihat mimik wajahnya, seakan-akan ia menyesali “pekerjaan” itu. Hal itu tersirat dari keinginannya yang mengharapkan anaknya tidak mengikuti jejaknya untuk jadi pendeta.
Dari pengalaman di atas menggambarkan bahwa Pelayan Tuhan bukanlah sebuah “pekerjaan” favorit. Bahkan mungkin ketika disurvei, cita-cita menjadi Pelayan Tuhan dikalahkan dengan cita-cita untuk menjadi presiden, dokter, TNI, polisi, pengusaha, dll. Bagi mereka yang mencari ketenaran, sumber ekonomi, kenyamanan, kehormatan, dan lain sebagainya, seringkali merasa kecewa jika hal itu menjadi alasan bagi mereka ketika memutuskan menjadi Pelayan Tuhan. Lalu mengapa ada orang yang mau menjadi Pelayan Tuhan?
Menjadi seorang Pelayan Tuhan tergantung dari dua hal. Pertama, Tuhan memanggilnya melalui passion [hasrat], yaitu ketika kita sangat tertarik dengan hal itu; pain [sakit], yaitu ketika kita merasa terbeban denga...selengkapnya » |
Dalam perbincangan antar Pelayan Tuhan dalam sebuah persekutuan, terceletuklah sebuah pernyataan dari salah seorang di antaranya demikian, “Ah... saya tidak ingin anak saya menjadi seperti saya [pendeta]. Biar mereka mencari pekerjaan lain.” Ketika saya mendengar pernyataan tersebut serta melihat mimik wajahnya, seakan-akan ia menyesali “pekerjaan” itu. Hal itu tersirat dari keinginannya yang mengharapkan anaknya tidak mengikuti jejaknya untuk jadi pendeta.
Dari pengalaman di atas menggambarkan bahwa Pelayan Tuhan bukanlah sebuah “pekerjaan” favorit. Bahkan mungkin ketika disurvei, cita-cita menjadi Pelayan Tuhan dikalahkan dengan cita-cita untuk menjadi presiden, dokter, TNI, polisi, pengusaha, dll. Bagi mereka yang mencari ketenaran, sumber ekonomi, kenyamanan, kehormatan, dan lain sebagainya, seringkali merasa kecewa jika hal itu menjadi alasan bagi mereka ketika memutuskan menjadi Pelayan Tuhan. Lalu mengapa ada orang yang mau menjadi Pelayan Tuhan?
Menjadi seorang Pelayan Tuhan tergantung dari dua hal. Pertama, Tuhan memanggilnya melalui passion [hasrat], yaitu ketika kita sangat tertarik dengan hal itu; pain [sakit], yaitu ketika kita merasa terbeban dengan hal itu; dan productivity [berbuah], yaitu ketika kita cepat berkembang dan menghasilkan sesuatu dengan hal itu . Kedua, ketika orang itu dengan taat, sadar, dan tulus memutuskan untuk menjadi Pelayan Tuhan walaupun ada banyak tantangan dan kemungkinan yang lain. Dengan demikian keputusan seseorang untuk menjadi Pelayan Tuhan merupakan sebuah bukti ketaatan mereka pada teladan Yesus [Matius 3:13-15]. Selain itu, menjadi Pelayan Tuhan merupakan bukti pengorbanan kecil kita demi kemuliaan Tuhan . Entah waktu, keuangan, prioritas, tenaga, perasaan, mungkin juga rasa gengsi atau harga diri, bahkan nyawa kita. Namun dalam semua itu, ada upah kita yang tak disadari oleh orang lain, yaitu pemuliaan dari Bapa di sorga dalam bentuk apa pun [Matius 19:29]. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
|
|