|
SEPEKAN TERAKHIR |
|
|
|
POKOK RENUNGAN |
|
|
|
“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru....” [Yesaya 40:31a] |
|
|
|
|
|
|
Renungan Lain oleh Penulis: |
|
|
|
|
|
|
|
|
Home » Renungan » Sabar Dalam Penantian |
|
Sabar Dalam Penantian |
|
Selasa, 01 Maret 2016 | Tema: Kristus Sebagai Kepala Gereja |
|
|
|
|
|
Sabar Dalam Penantian |
|
Ibrani 6:15 |
|
|
|
|
|
|
Lampu merah di sebuah Traffic light masih menunjukan angka 2, itu menandakan bahwa 3 atau 4 detik lagi lampu merah akan berganti menjadi hijau. Namun bunyi klakson kendaraan bermotor dan mobil-mobil yang ada di belakang saya telah bersahut-sahutan, seolah-olah saya dan semua pengemudi kendaraan yang ada di depan tidak menyadari jika lampu merah akan segera menjadi hijau. Kebisingan bunyi klakson yang sering kita dengarkan di setiap traffic light adalah gajala yang timbul di masyarakat akibat ketidaksabaran para pengendara. Perhatikan saja, tentu kita melihat ada banyak traffic light yang diterobos, saling mendahului, dan banyak kecelakaan akibat kurangnya kesabaran para pengemudi. Padahal jika mereka mau sedikit bersabar menanti beberapa detik menunggu antrian dan tidak berusaha untuk saling mendahului, semua perjalanan dapat teratur dan lancar, selain itu juga para pengendara akan terhindar dari kecelakaan yang membahayakan mereka dan keluarga.
Abraham adalah seorang yang sabar dalam penantian. Ia menerima janji Allah pada usia 75 tahun, namun janji Allah itu baru terealisasi ketika Abraham berusia 100 tahun. Artinya Tuhan menguji kesabaran Abraham selama 25 tahun. Sungguh tidak mudah menanti sekian lama. Iman bisa goyah seperti yang dialami Sara. Karena Sara tid...selengkapnya » |
Lampu merah di sebuah Traffic light masih menunjukan angka 2, itu menandakan bahwa 3 atau 4 detik lagi lampu merah akan berganti menjadi hijau. Namun bunyi klakson kendaraan bermotor dan mobil-mobil yang ada di belakang saya telah bersahut-sahutan, seolah-olah saya dan semua pengemudi kendaraan yang ada di depan tidak menyadari jika lampu merah akan segera menjadi hijau. Kebisingan bunyi klakson yang sering kita dengarkan di setiap traffic light adalah gajala yang timbul di masyarakat akibat ketidaksabaran para pengendara. Perhatikan saja, tentu kita melihat ada banyak traffic light yang diterobos, saling mendahului, dan banyak kecelakaan akibat kurangnya kesabaran para pengemudi. Padahal jika mereka mau sedikit bersabar menanti beberapa detik menunggu antrian dan tidak berusaha untuk saling mendahului, semua perjalanan dapat teratur dan lancar, selain itu juga para pengendara akan terhindar dari kecelakaan yang membahayakan mereka dan keluarga.
Abraham adalah seorang yang sabar dalam penantian. Ia menerima janji Allah pada usia 75 tahun, namun janji Allah itu baru terealisasi ketika Abraham berusia 100 tahun. Artinya Tuhan menguji kesabaran Abraham selama 25 tahun. Sungguh tidak mudah menanti sekian lama. Iman bisa goyah seperti yang dialami Sara. Karena Sara tidak sabar menantikan keturunan yang dijanjikan Allah, ia memberikan Hagar kepada Abraham, sehingga tindakan yang ceroboh ini akhirnya menimbulkan masalah besar dalam keluarganya. Namun Abraham tetap dengan sabar menantikan janji Allah itu. Mengapa? Pertama, karena ia beriman pada kesetiaan Allah pada janji-janji-Nya. Kedua, karena ia mengerti waktu yang tepat dan terbaik menurut Tuhan. Pekerjaan Tuhan tidak pernah terlambat dan tidak pula terlalu cepat. Tuham memiliki waktu yang terbaik dan tepat menurut-Nya. Namun kitalah yang kadang tidak sabar menantikan jawaban Tuhan.
Ketika kita tidak sabar menanti janji Tuhan. Maka kita akan dengan mudah mencari solusi atau alternatif lain yang justru bisa mengacaukan rencana Tuhan. Ada orang yang tidak sabar menantikan kesembuhan, akhirnya mereka mencari pengobatan alternatif yang keliru. Ada yang tidak sabar menantikan berkat Tuhan, akhirnya mereka pergi ke makam-makam, kepada ‘orang pintar’ dan memohon berkat. Kehadiran Tuhan dalam setiap pertemuan ibadah [di Bait Suci-Nya] dan dalam hidup kita harus dinantikan dengan penuh kesabaran.Tanpa kesabaran dan penuh kerinduan, maka kita tidak akan pernah merasakan perjumpaan dengan-Nya secara pribadi. Bersabarlah, nantikanlah Tuhan karena Ia setia terhadap janji-janji-Nya.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
FOLLOW OUR INSTAGRAM |
|
|
|
|
|
| |